Kamis, 18 Agustus 2011

Mari Menghitung Kebutuhan Asuransi Jiwa Anda


Melanjutkan tulisan kami sebelumnya, maka pada tulisan kali ini kami akan berbagi kiat bagaimana menghitung besaran uang pertanggungan (UP) yang idealnya Anda persiapkan. Asuransi Jiwa adalah salah satu bentuk proteksi wajib yang dimiliki oleh seseorang terutama kepala keluarga yang menjadi tulang punggung utama pencari nafkah bagi
keluarganya. Bila Anda termasuk hal demikian, maka Anda wajib diasuransikan! Mengapa? Karena tentu saja untuk menyiapkan diri Anda dan keluarga Anda bila nasib membawa Anda pada kondisi terburuk yaitu meninggal. Dalam artian Anda sebagai tulang punggung nafkah keluarga meninggal di saat istri dan anak-anak Anda masih dalam tanggungan Anda. Sehingga bila Anda meninggal maka suramlah kondisi keuangan dan pencari nafkah anak istri Anda. Bayangkan bagaimana masa depan finansial keluarga Anda kelak, jatuh ke jurang kemiskinan adalah suatu hal yang semakin nyata bagi keluarga yang Anda tinggalkan.
Nah, kalau demikian selanjutnya bagaimana cara kita menentukan uang pertanggungannya? Kita lihat kembali manfaat dan tujuan adanya Uang Pertanggungan adalah sebenarnya sebagai “peninggalan” atau bentuk tanggung jawab Anda untuk keluarga yang ditinggalkan. Dengan maksud agar mereka tetap dapat bisa “dinafkahi” oleh “peninggalan” Anda tersebut melalui Uang Pertanggungan dalam jangka waktu tertentu, yang paling tidak sampai dirasa mereka yang ditinggalkan sudah mampu mandiri mencari nafkah.

Dalam kondisi ini beberapa pakar keuangan merekomendasikan paling tidak uang pertanggungan tersebut mampu menafkahi keluarga Anda selama 10 tahun ke depan. Jadi misalnya rata-rata pengeluaran bulanan keluarga Anda misalnya adalah Rp. 3.000.000 maka paling tidak Uang Pertanggungan asuransi jiwa yang Anda butuhkan adalah sebesar Rp. 360.000.000.

Bagi Anda yang tidak mau repot mengkalkulasi manual, maka dapat mennggunakan software MyFamily Accounting. Di aplikasi ini selain dapat mengkalkulasi Asuransi Jiwa juga dapat mengkalkulasi kebutuhan dana Pensiun dan Pendidikan Anak. Semua serba otomatis dan ada ilustrasi berupa grafik yang menarik.

Nah, setelah mendapatkan jumlah kebutuhan Uang Pertanggungan selanjutnya Anda tinggal menseleksi kemudian memilih salah satu dari produk-produk asuransi jiwa yang ada. Dari banyak pilihan yang tersedia Anda akan dapat memilih mana yang lebih tepat buat kebutuhan Anda beserta uang premi asuransi nya. Selamat menghitung dan memilih asuransi jiwa….

Apa Saja Sih Asuransi yang Wajib Dimiliki Keluarga?


Hidup memang tidak selamanya mulus seperti yang direncanakan. Di tengah jalan kehidupan keluarga, peluang terjadinya resiko-resiko yang tidak diinginkan dan tidak disangka-sangka. Dampak dari resiko tersebut tidak hanya berupa psikologis namun juga bisa berdampak pada kemerosotan finansial keluarga dalam jangka panjang. Bahkan tidak sedikit dampak dari resiko tersebut menjadi pangkal menuju jurang kemiskinan sebuah keluarga.

Resiko-resiko yang suatu saat bisa terjadi tersebut sebenarnya bisa kita antisipasi atau bisa diminimalkan dampaknya. Dengan kata lain dengan mengikuti pepatah “sedia payung sebelum hujan”. Adapun salah satu alat untuk mengantisipasi dampaknya adalah dengan mengambil asuransi. Pada hakikatnya Asuransi memang digunakan dan bermanfaat sebagai antisipasi terjadinya resiko-resiko yang tidak kita inginkan. Sehingga dengan memiliki asuransi berarti kita sudah mempersiapkan “payung” bila terjadinya “hujan” resiko.

Apa saja sih asuransi yang wajib atau sangat perlu dimiliki oleh sebuah keluarga? Mari kita bahas satu per satu.

1. Asuransi Kematian. Kematian adalah sesuatu yang pasti, hanya saja kita tidak pernah tahu kapan hal itu akan terjadi. Coba bayangkan bila seorang kepala keluarga yang menjadi satu-satunya sandaran pencari nafkah keluarga bagi istri dan anak-anaknya meninggal. Dampaknya akan sangat terasa bagi keluarga yang ditinggalkan. Mulai dari pemenuhan kebutuhan sehari-hari, biaya sekolah anak-anak, dan kebutuhan pokok lainnya. Terutama adalah masa depan anak-anak yang bisa menjadi suram. Oleh karena itu memiliki asuransi kematian bagi seorang kepala keluarga atau yang menjadi tumpuan mencari nafkah sudah sangat mutlak. Adapun strategi, perhitungan dan hal-hal teknik memiliki produk asuransi kematian beserta uang pertanggungannya akan kami bahas di posting selanjutnya.
2. Asuransi Kecelakaan. Musibah kecelakaan juga sesuatu hal yang terkadang disebabkan oleh di luar kuasa/kendali kita. Sedang berkendara dengan baik tiba-tiba ditabrak atau diserempet hingga menyebabkan patah tulang, gegar otak atau bahkan cacat tubuh tetap. Sedang bekerja di lapangan, terjadi musibah kerja hingga membuat cacat, dan kejadian lainnya yang disebabkan kelalaian/kecerobohan kita sendiri. Kalau sudah begini, tentu saja sebagai kepala keluarga sudah tidak bisa produktif menafkahi keluarga. Sehingga sumber penghasilan keluarga yang bersandar penuh pada kepala keluarga akan berkurang drastis hingga berhenti sama sekali. Untuk itulah asuransi untuk mengantisipasi resiko kecelakaan ini sudah semestinya dimiliki oleh seorang kepala keluarga. Karena dampaknya hampir sama dengan resiko kematian, sehingga dengan menyiapkan asuransi kecelakaan ini berarti kita sudah menyiapkan “payung” penting untuk menghadapi salah satu resiko terbesar dalam hidup sebagai kepala keluarga.
3.Asuransi Kesehatan. Setiap orang pasti pernah merasakan sakit, mulai dari sakit paling ringan sejenis flu hingga paling berat dan parah seperti stroke, jantung dan yang mematikan lainnya. Bayangkan bila kita tiba-tiba terserang salah satu penyakit yang mematikan hingga membuat kita tidak berdaya dalam jangka waktu lama. Sudah pasti dampaknya akan sama saja dengan kecelakaan bahkan kematian seperti yang diuraikan di atas. Bahkan lebih parah lagi kondisi tersebut akan semakin memperparah beban finansial keluarga karena ongkos ongkos perawatan sehari-hari yang kita tahu semakan lama semakin mahal. Untuk itu perlindungan asuransi untuk kesehatan ini bagi para kepala keluarga sumber pencari nafkah perlu juga dimiliki.

Inilah 25 Sumber Penghasilan Seorang Dosen

Menjadi seorang Dosen di negeri ini merupakan salah satu pekerjaan yang memiliki tingkat strata sosial ekonomi yang cukup disegani. Pada tulisan kali ini kami akan mencoba mengulas sumber-sumber penghasilan yang dapat diperoleh oleh seorang dosen. Sehingga mungkin kita menjadi tahu seperti apa sih peluang penghasilan-penghasilannya tersebut.

Gaji Pokok. Hampir sama dengan profesi/pekerjaan yang lain, seorang dosen juga mendapat penghasilan tetap berupa gaji pokok yang diterima setiap bulan.
Tunjangan. Tunjangan ini diterima setiap bulan dengan memperhatikan berbagai aspek jabatan dan golongan serta derajat akademik sang dosen.
Honor Transport Mengajar. Penghasilan ini diterima sesuai dengan kehadiran sang dosen dalam mengajar. Biasanya akan direkapitulasi secara berkala dalam setiap bulannya.
Uang Rapat. Setiap rapat resmi yang diikuti oleh dosen, maka akan menerima uang transport juga. Sehingga bagi dosen yang memiliki multijabatan, pasti akan sering mengikuti rapat dalam setiap bulannya. Mulai di level Program Studi hingga Rektorat.
Honor Dosen Wali. Honor ini didapat biasanya dalam setiap semester, karena dosen ditugaskan untuk membimbing beberapa mahasiswa sebagai dosen wali.
Honor Membimbing Mahasiswa PKL (Praktek Kerja Lapangan). Honor ini didapat seorang dosen karena telah melakukan pembimbingan atas seorang mahasiswa dalam mengerjakan PKL atau Kerja Praktek (KP).
Honor Membimbing Mahasiswa Tugas Akhir (Skripsi). Honor ini didapat seorang dosen karena telah melakukan pembimbingan atas seorang mahasiswa dalam mengerjakan Tugas Akhir (Skripsi).
Honor Membimbing Mahasiswa Tugas Proyek. Honor ini didapat seorang dosen karena telah melakukan pembimbingan atas sekelompok mahasiswa dalam mengerjakan Tugas Proyek.
Honor Menguji Laporan PKL Mahasiswa. Bila tidak berperan sebagai pembimbing, maka dosen juga bisa berperan sebagai penguji dalam ujian PKL mahasiswa yang dibimbing oleh dosen lain.
Honor Menguji Laporan Tugas Akhir Mahasiswa. Bila tidak berperan sebagai pembimbing Tugas Akhir, maka dosen juga bisa berperan sebagai penguji dalam ujian Tugas Akhir mahasiswa yang dibimbing oleh dosen lain.
Honor Menguji Laporan Tugas Proyek Mahasiswa. Bila tidak berperan sebagai pembimbing Tugas Proyek, maka dosen juga bisa berperan sebagai penguji dalam ujian Tugas Proyek kelompok mahasiswa yang dibimbing oleh dosen lain.
Honor Sebagai Peneliti. Banyak sumber-sumber dana penelitian yang bisa digali oleh seorang dosen, yang biasanya selalu dianggarkan setiap tahun. Baik sumber dana penelitian internal kampus maupun dari luar termasuk pemerintah.
Honor Reviewer Penelitian. Bagi dosen yang lumayan senior dan masuk sebagai kualifikasi reviewer maka menjadi reviewer merupakan salah satu sumber penghasilan yang dapat dinikmati.
Honor Menulis Diktat Kuliah. Membuat diktat biasanya diwajibkan bagi seorang dosen di dalam setiap mata kuliah.
Honor Menulis Modul Praktikum. Membuat modul biasanya diwajibkan bagi seorang dosen di dalam setiap mata kuliah praktikum.
Honor Dosen Pengampu Praktikum. Bagi dosen yang mengampu praktikum, maka akan ada lagi beberapa pemasukan dari laboratorium praktikumnya. Seperti kehadiran, pembuatan soal pre test/post test, dll.
Honor Menulis Soal Ujian MID/Akhir Semester. Membuat soal ujian pun seorang dosen akan menerima honor pembuatan soal.
Honor Mengoreksi Ujian MID/Akhir Semester. Setiap satu lembar hasil ujian/jawaban mahasiswa dalam ujian MID/akhir semester yang dikoreksi oleh dosen, maka akan mendapatkan kompensasi honor koreksi hasil ujian.
Honor/Royalti Menulis Buku. Bagi dosen-dosen yang cukup produktif menulis buku, maka sumber penghasilan yang satu ini menjadi cukup menjanjikan. Karena uang royalti akan terus menerus diterima, selama buku yang ditulis masih laku terjual.
Honor Menulis Artikel di Koran/Majalah. Menulis di koran/majalah dapat juga sebagai alternatif penghasilan, karena cukup menulis beberapa paragraf, maka akan bisa menerima honor tulisannya tersebut.
Honor Menulis Paper Ilmiah. Menulis paper ilmiah merupakan pekerjaan wajib yang harus dilakukan seorang dosen. Karena ini menjadi bukti eksistensi mereka di dunia akademik yang digeluti. Setiap paper yang berhasil diterima di dalam dan luar negeri, biasanya sang dosen akan menerima kompensasi tertentu. Selain ada kesempatan jalan-jalan ke luar negeri gratis.
Gaji Sebagai Staf Ahli. Bisa kita lihat saat ini mulai dari anggota DPRD, DPD, DPR, Menteri hingga Presiden selalu memiliki staf ahli. Nah, biasanya staf ahli ini berasal dari dunia kampus, apalagi dosen tersebut telah bergelar Profesor atau Doktor. Sehingga selain jabatan bergengsi, menjadi staf ahli lumayan menambah penghasilan bagi seorang dosen.
Honor Mengajar Sebagai Dosen Terbang. Bagi dosen-dosen yang terkenal dan beruntung, maka biasanya akan kerap diminta mengajar sebagai dosen tamu/terbang ke beberapa perguruan tinggi yang di daerah. Selain bisa jalan-jalan sang dosen tentunya mendapat penghasilan tambahan dari sana.
Honor Sebagai Konsultan/Tenaga Ahli. Tidak jarang seorang dosen yang pakar dalam bidang tertentu banyak yang membuka praktek sebagai konsultan, atau paling tidak ilmu dan kemampuannya digunakan oleh pihak-pihak tertentu seperti pemerintah/swasta sebagai konsultan.
Honor Sebagai Pembicara Seminar/Instruktur Workshop. Tidak jarang biasanya dosen-dosen yang menjadi “selebritis” laris dipanggil untuk mengisi seminar-seminar di kampus-kampus. Apalagi topik seminar/workshop yang dibawakan sedang trend, sehingga hampir dipastikan jadwal sang dosen akan padat sekali dalam setiap minggunya.

Nah, kurang lebih itulah 25 sumber penghasilan seorang Dosen. Besaran jumlah (nominal) honor/penghasilan yang diterima bervariasi dan berbeda berdasarkan pengalaman, gelar akademik (S1, S2, S3, Guru Besar), hingga jabatan/golongan yang disandang oleh seorang dosen.

Menjadikan Personal Finance Mata Kuliah Wajib di Perguruan Tinggi

Di strata kuliah perguruan tinggi, biasanya ada mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa atau yang sering disebut Mata Kuliah Umum (MKU). Mata kuliah ini mengajarkan ilmu wajib yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa dari berbagai macam Program Studi, dengan tujuan agar mahasiswa nantinya memiliki keseragaman berfikir dan juga faham pengetahuan tersebut. Ambil contoh kita pasti masih ingat dengan mata kuliah Pancasila, Bahasa Inggris, Pendidikan Agama, dll.

Dari hal tersebut di atas, terbersit ide mungkinkah ilmu personal finance, atau bahasa umumnya kecerdasan finansial/melek finansial dijadikan mata kuliah wajib di Perguruan Tinggi? Menurut kami dan mungkin pembaca selkaian sangat setuju dengan usul tersebut. Mengapa? Karena saat ini semakin kita sadari bahwa melek finansial sudah menjadi sebuah keharusan dan bahkan seyogyanya ilmu ini seharusnya sudah sejak dulu diberlakukan sejajar dengan mata kuliah Pancasila, Bahasa Inggris, Pendidikan Agama tersebut.

Beberapa alasan kuat mengapa mata kuliah kecerdasan finansial sudah selayaknya mulai diajarkan di perguruan tinggi:

Uang adalah sesuatu yang sudah melekat dan dikenali oleh setiap orang sejak masih Balita.
Kebanyakan sejak kecil kita tidak diajarkan bagaimana mengenali dan mengatur uang dengan baik, dan kondisi ini berlanjut terus hingga dewasa. Sehingga berdampak terhadap perilaku dan keputusan-keputusan finansial kita kelak yang bingung dan tidak teratur dalam mengelola kehidupan finansialnya.
Semakin dini mengenal tentang uang, maka akan membantu mengurangi kesengsaraan finansial kelak ketika sudah dewasa.
Kalau pemerintah peduli dengan ideologi Pancasila, dan pendidikan religi warganya. Maka sudah selayaknya pemerintah juga mulai peduli dengan tingkat kecerdasan finansial warga negaranya dari Sabang sampai Merauke.
Dan lain-lain, ada yang mau menambahkan?

Demikianlah tulisan singkat yang bersifat anjuran ini, semoga suatu saat bisa direalisasikan.

Berfikirlah 1000 Kali Bila Hendak Membeli Mobil Dengan Cara Kredit

Kalau saya tidak salah kutip dari suatu tulisan di majalah bisnis terkemuka di tanah air, sekitar 75% masyarakat Indonesia membeli mobil dengan cara kredit. Baik melalui bank atau pun lembaga pembiayaan (leasing) lainnya. Tentu saja ini merupakan pangsa pasar yang sangat menggiurkan bagi pihak pembiayaan/bank di satu sisi dan bagi konsumen/pembeli dengan membeli mobil (terutama mobil baru) dengan cara kredit mereka dengan hanya menyiapkan sekitar 10%-30% uang muka sudah dapat memiliki sebuah mobil. Tetapi sadarkah kita bahwa di balik mudahnya memiliki sebuah mobil dengan cara kredit tersebut, ternyata kita harus membayar cost yang teramat mahal. Saya akan beberkan di bawah ini perhitungan dan penjelasannya secara lengkap.

Pemahaman Konsumen yang Tidak Lengkap

Perhatikanlah, selama ini apabila kita ingin membeli mobil dengan cara kredit, pertimbangan dan persiapan utama kita adalah hanya pada kemampuan untuk membayar cicilan tiap bulannya. Padahal kita juga harus mempertimbangan banyak komponen biaya lainnya yang muncul dan harus kita bayar selama kepemilikan mobil tersebut dalam masa kredit, dan sayangnya ini lah yang paling banyak kita lupakan.

Baiklah sekarang saya akan bahas tentang bagaimana contoh simulasi sebuah konsumen yang membeli sebuah mobil dengan cara kredit di bawah ini yang kami ambil dari situs www.oto.co.id tanggal 18 September 2007:

Mobil : Toyota New Avanza 1500 cc

Harga Tunai : Rp. 131.300.000,-

Uang Muka : Rp. 32.825.000,- (25% dari harga tunai)

Asuransi : Rp. 10.635.300,- ( All risk 8,10%)

Cicilan : Rp. 3.787.500,-

Bunga : 12,82%% per tahun

Jangka waktu : 36 bulan

Administrasi : Rp. 475.000,-

Total Pembayaran Pertama : Rp. 47.772.800,-

Mari kita lihat proses pelunasan yang wajib dibayar oleh konsumen tersebut selama tiga tahun seperti yang kami tunjukkan pada tabel di file simulasi-mobil.pdf:

Hasil rekapitulasi:

Total Cicilan : Rp. 136.350.000

Total Biaya Bensin : Rp. 36.000.000

Total Biaya Pajak : Rp. 4.500.000

Total Biaya Pemeliharaan : Rp. 8.400.000

Total Seluruh Biaya Selama Masa Kredit 3 tahun : Rp. 227.360.300,-

Wow!, lihatlah bila masa kredit kita selesai maka kurang lebih total biaya yang harus kita keluarkan untuk mobil tersebut menjadi sangat besar…! Ingat lho uang segitu itu adalah uang hilang alias hangus. Perhatikan juga, biaya-biaya semacam pembelian bensin, pajak dan pemeliharaan kendaraan selama tiga tahun tersebut kebanyakan kurang menjadi perhatian kita ketika ingin kredit mobil. Padahal harus kita ingat juga bahwa mobil adalah benda yang akan mengalami penyusutan harga (deprisiasi) dari tahun ke tahun. Bila kita asumsikan penyusutan mobil tersebut kira-kira 8% (delapan persen) per tahun, maka setelah selesai masa kredit harga mobil baru kita tersebut akan menjadi:

Rp. 131.300.000 x 8% x 3 = Rp. 31.512.000. Berarti dalam waktu tiga tahun harga mobil kita menyusut sebesar angka tersebut. Sehingga mobil tersebut kini hanya bernilai Rp. 99.788.000. Coba bandingkan dengan total uang yang Anda bayarkan selama 3 tahun tersebut dengan kondisi nilai mobil kita kini! Sungguh sangat menyesakkan dada…

Bagaimana Kalau Diinvestasikan?

Sekarang misalnya dengan uang hangus sebesar Rp. 227.360.300 tersebut, bila kita tumbuhkembangkan misalnya ke salah satu instrumen investasi yang memiliki hasil return (bagi/imbal hasil) sebesar 10% per tahun (flat), dan kita endapkan selama 15 tahun. Berapa uang yang akan kita miliki kelak? Perhatikan tabel di file yang telah Anda download tadi.

Wow, lihatlah uang yang Anda simpan selama 15 tahun sekarang sudah mencapai hampir 1 Miliar rupiah… Nah sekarang tinggal Anda pilih, mau tetap ngotot beli mobil baru dengan cara kredit tapi dengan konsekuensi “menghanguskan” uang sebanyak itu? Atau dengan cerdas, tetap mengeluarkan uang sebanyak itu tetapi bukan untuk membeli mobil, melainkan dikembangbiakka dalam bentuk investasi seperti perhitungan di atas.

Solusi dan Kesimpulan

Memang mungkin ada yang sinis terhadap hitung-hitungan saya di atas, misalnya: “… kok kita jadi pelit banget ya sama uang, bukannya itu berarti kita jadi budak uang…?” atau juga misalnya “… selama 3 tahun itu kan kita bisa lancar menjalani segala urusan misalnya bisnis dll, sehingga bisa dapat uang banyak, jadi gak seberapalah uang yang dikeluarkan selama tiga tahun tersebut…“

Untuk komentar pertama bukannya kita pelit/jadi budak uang, tetapi bagaimana kita bisa bijaksana dalam memperlakukan uang tersebut. Apalagi di masa depan, kebutuhan akan uang tentu akan bertambah banyak misalnya pendidikan anak, dan pensiun. Untuk komentar kedua di satu sisi ada benarnya juga, tetapi tolong jujurlah dengan hati nurani kita, apa harus dengan membeli mobil baru dengan cara kredit untuk menunjang aktivitas sehari-hari dan bisnis Anda?

Menurut hemat saya, bila kita ingin membeli mobil dengan cerdas dan bijak adalah dengan membeli mobil second (dalam kondisi sangat ok) dan dibeli tunai. Dua kunci utama yaitu mobil bekas dan tunai, itu prinsipnya. Karena mobil bekas yang masih dalam keadaan bagus tidak kalah nyamannya bila kita membeli baru dan juga dengan fasilitas yang prima. Karena perlu kita ingat setiap mobil baru yang kita beli seketika keluar dari dealer, maka otomatis harganya/nilainya langsung turun. Dan mengapa harus dibayar tunai, karena tentu kita harus menghindari beban biaya yang harus kita tanggung (semisal bunga) yang harus kita bayar selama jangka waktu kredit tersebut.

Semoga dapat membantu menambah wawasan kita semua.

Memonitor Keuangan Pribadi

Rasanya baru kemarin terima gaji, tapi uang sudah tipis dan tidak tahu ke mana larinya. Agar hal ini tidak berulang terjadi, Anda seharusnya membuat anggaran dan belanja keuangan pribadi atau keluarga. Cobalah lewat online atau software praktis.

Atur Uang Secara Online

Bagi Anda yang memiliki koneksi internet, kini bisa mengontrol keuangan secara online. Anda tinggal mendaftar secara gratis di ngaturduit.com . Dengan memiliki account (akun) di web tersebut Anda bisa mengatur dan mengontrolnya dari mana saja selama ada jaringan internet melalui komputer maupun ponsel. Anda dan pasangan pun bisa memonitor bersama.

Menu-menu yang disediakan ngaturduit.com tergolong mudah dipahami. Fitur-fitur yang disediakan antara lain Budget untuk mengatur anggaran belanja dalam setiap bulan, mengatur rekening yang digunakan, mencatat setiap transaksi baik pendapatan maupun pengeluaran sampai rekapitulasi bulanan dan tahunan.

Kategori-kategori yang telah disediakan dalam menu transaksi termasuk lengkap antara lain makan minum, pakaian, hiburan, serta kesehatan. Setiap transaksi sebaiknya segera dicatat agar tidak lupa. Nah, kelebihan dari ngaturduit.com Anda bisa mencatat setiap transaksi secara realtime di manapun sesegera mungkin. Misalnya Anda baru melakukan pembelian baju di mal, Anda bisa segera mencatat transaksi tersebut dengan mengakses ngaturduit.com versi mobile dan transaksi pun langsung tercatat di akun Anda.

Di sini juga tersedia menu Transaksi Terjadwal yang berisi transaksi rutin yang terjadi setiap bulan seperti gaji, utang, dan lainnya.Untuk mencatat utang-piutang, Anda bisa mengatur utang dengan tempo yang bisa kita atur sesuai kapan harus dibayar.

Anda bisa mengontrol pengeluaran di menu Budget. Di menu ini ada grafik dan informasi jumlah anggaran dan jumlah yang yang telah dikeluarkan dam setiap kategorinya.

MyFamily Accounting yang dikeluarkan oleh Metasoft Technologies (MT) merupakan sebuah software yang membantu mengelola keuangan keluarga. Dengan sistem pencatatan transaksi keuangan yang sederhana sehingga orang awam pun bisa paham soal akutansi. Minimal untuk mencatat pengeluaran pribadi/keluarga.

Software ini membantu pengguna dalam membuat anggaran pendapatan dan belanja bulanan berdasarkan rata-rata realisasi pendapatan dan belanja bulan-bulan sebelumnya. Sehingga pengguna dapat mengetahui sejauh mana kemajuannya dalam mengatur keuangan.

Satu kemudahan software ini bisa pengguna lihat pada Intelligence Posting System. Pengguna hanya perlu menjawab berbagai baris pertanyaan yang diajukan sesuai dengan transaksi keuangan yang dilakukan. Dengan begitu, secara tidak sadar pengguna telah melakukan posting Jurnal Umum, Buku Besar dan Sistem Double Entry secara otomatis. Dan secara periodik sistem ini akan melakukan penghitungan penyusutan (depresiasi) secara otomatis dan langsung dengan menyesuaikan kondisi aset keluarga Anda secara keseluruhan.

Dengan harga terjangkau, pembeli berhak menerima garansi seumur hidup yang hanya berlaku pada software MyFamily Accounting sebagai intangible asset .

Ahmad, Ester

3 Jurus Atasi Boros



Apakah Anda selalu boros dalam pengeluaran Anda? Bila ya, maka tips dibawah ini mungkin bisa membantu Anda untuk mengatasi sifat boros Anda:

1. Buat batasan terhadap diri Anda sendiri.
Kenapa Anda tidak coba membatasi pengeluaran Anda sendiri dan mencoba mematuhi batas tersebut? Anda bisa coba membuat Anggaran Pengeluaran Keluarga dan mencoba mematuhi anggaran tersebut. Ingatlah bahwa salah satu gunanya membuat anggaran adalah untuk membatasi diri Anda sendiri dalam mengeluarkan uang. Sebagai contoh, kalau Anda rutin membeli baju baru setiap bulan, katakan Rp 200 ribu per bulan untuk pembelian baju baru setiap bulan. Mengenai tinggi rendahnya angka anggaran tersebut akan kembali lagi kepada Anda, karena kebutuhan setiap orang berbeda-beda. Anda baru disebut boros kalau pengeluaran Anda melebihi dari yang seharusnya, atau melebihi dari batas yang sudah Anda tetapkan sendiri.

2. Jangan mudah tertarik melihat suatu barang hanya karena barang itu bagus.
Jangan khawatir, tidak hanya Anda yang suka lapar mata. Terkadang saya sendiri juga sering lapar mata, dan ini manusiawi. Bedanya, ada orang yang bisa mengendalikan lapar mata itu, dan ada yang tidak. Ada banyak barang bagus di toko, tapi ketahuilah, kalau Anda tidak bisa mengendalikan lapar mata Anda, Anda akan terus menerus membeli, padahal uang Anda mungkin terbatas. Tidak ada seorang pun yang bisa mengatasi lapar mata Anda, tapi Anda sendiri. Percuma Anda memiliki anggaran kalau Anda masih juga sering lapar mata. Jadi, kendalikan lapar mata Anda.

3. Jangan mudah tertarik melihat suatu barang hanya karena barang itu didiskon.
Tidak peduli berapapun diskonnya, kalau Anda memang tidak membutuhkan barang tersebut, kenapa Anda harus membeli? Suatu transaksi jual beli barang seharusnya terjadi karena adanya kebutuhan, bukan karena adanya diskon, entah berapapun besarnya diskon tersebut. Baju yang biasa berharga Rp 100 ribu bukan berarti harus dibeli hanya karena harganya didiskon atau tidak. Ingatlah bahwa diskon dibuat agar Anda membeli. Betul enggak?
Sekali lagi, semua itu kembali kepada diri Anda. Anda sendirilah yang bisa mencegah sifat boros Anda. Saya tidak bisa mengubah Anda. Hanya Andalah yang bisa mengubah diri Anda. Tetapkan tekad terlebih dulu untuk mengubah sifat boros Anda, karena percuma Anda mencoba menekan sifat boros Anda kalau Anda tidak menetapkan tekad terlebih dahulu dalam hati Anda.

Oleh: Safir Senduk/Dok. NOVA

Tanggal Muda Sudah “Koma”

“Penyakit“ karyawan biasanya seputar gaji. Baru gajian seminggu atau dua minggu, sudah menipis akibat salah kelola.

“Sebetulnya, baik untuk yang lajang maupun yang sudah menikah, cara pengelolaan keuangan akan sama saja,” jelas Prita Hapsari Ghozie, MCom., CFP , Chief Financial Planner dari ZAP Finance . “Kita harus punya anggaran bulanan, yang dibuat berdasarkan kebutuhan dan gaya hidup kita, dan juga target investasi per bulan yang dibuat berdasarkan rencana finansial kita.”

Selain itu, dalam ilmu perencanaan keuangan, memperoleh solusi permasalahan keuangan harus dimulai dengan financial check up .

Artinya Anda perlu tahu sebenarnya berapa persentase penggunaan penghasilan bulanan untuk masing-masing pos pengeluaran rumah tangga. “Contohnya, bila angsuran bank sejumlah Rp 1,5 juta/bulan memakan 40 persen dari penghasilan bulanan atau bahkan lebih, maka keuangan keluarga dapat dikategorikan ‘kurang sehat,’” lanjutnya.

Dibagi Per Pos

Nah, selama ini, bagaimana Anda mengatur alokasi pos pengeluaran? Tugas pertama Anda adalah mencatat paling tidak tiga bulan ke belakang untuk apa saja penghasilan yang diperoleh setiap bulan itu terpakai. Gunanya, agar Anda bisa mengetahui kemampuan dan juga mengetahui pos-pos mana yang bocor.

Secara umum, pengeluaran rumah tangga dapat dikategorikan menjadi pos pengeluaran hidup rutin, pos pengeluaran tabungan dan investasi, pos cicilan utang, dan pos pengeluaran gaya hidup. Karyawan baru pada umumnya banyak punya kemauan tetapi sadar kemampuan finansial ada batasnya, maka jalan satu-satunya adalah membuat anggaran atau rencana pengeluaran. “Jadi, harus ditentukan, berapa uang yang dikeluarkan untuk masing-masing pos,” ucap Prita.

Jangan Dilanggar

Bagaimana jika pos sehari-hari selalu besar pasak daripada tiang?

Tentu tidak boleh mengambil dari pos lain, tabungan misalnya. Tujuan membuat anggaran itu adalah supaya pengeluaran terarah dan sesuai dengan rencana finansial kita. Kunci anggaran yang sukses adalah realistis dan disiplin. Salah satu caranya adalah membuat rekening-rekening terpisah untuk urusan belanja bulanan, bayar tagihan utilitas, rekening investasi, dan rekening khusus seperti “My shopping account ” atau “Spa for me ”.

Debit Otomatis

Karyawan juga harus punya instruksi debit otomatis ke masing-masing rekening. Namun, bisa juga, setiap tanggal gajian langsung sebarkan dananya menurut anggaran ke rekening-rekening tersebut. Jika tidak terbiasa dengan transaksi elektronik, gunakan metode amplop. Isilah amplop sesuai dengan anggaran bulan itu. Kalau sudah mulai tipis, padahal belum akhir bulan, ya terpaksa harus berhemat.

Karyawan baru yang belum punya tanggungan, harusnya juga bisa menyisihkan minimal 20 persen dari gaji bulanan untuk investasi. Investasi yang disarankan tentu saja yang memberikan potensi keuntungan terbesar seperti reksadana saham atau saham, karena tujuannya untuk jangka panjang.

Buat Prioritas

Bagaimana bila ternyata pemasukan tidak sebesar rencana pengeluaran? Prita manawarkan langkah membuat prioritas dengan menggunakan metode ZAPFIN . Konsep ini merupakan cara yang sangat mudah untuk membuat prioritas dalam anggaran. Setiap pendapatan yang diterima, sebaiknya digunakan dengan pembagian berikut:
1 Zakat : Memberikan kembali kepada komunitas.
2 Assurance : Melindungi keluarga untuk hal tak terduga.
3 Present consumption : Menyisihkan dana untuk kebutuhan hidup bulan ini.
4 Future spending : Menabung untuk rencana-rencana “cantik” Anda di beberapa tahun mendatang.
5 Investment : Berinvestasi untuk masa depan pensiun yang cantik, gaya, dan tetap kaya.

“Jadi, berapa pun uang yang Anda peroleh dari hasil kerja, kelima elemen di atas jangan ditinggalkan,” jelas Prita. Komposisi ideal dari alokasi penghasilan sangat tergantung dari bagaimana Anda memandang hidup yang indah dan sejahtera. Namun, sebagai patokan umum, Anda bisa mengalokasikan:

• 2,5 persen untuk zakat.
• Minimal 5 persen untuk membangun dana darurat dan 5 persen untuk membayar premi asuransi.
• Alokasi untuk konsumsi bulan ini (termasuk pengeluaran gaya hidup) sebaiknya tidak lebih dari 60 persen.
• Paling tidak 15 persen dari penghasilan dapat ditujukan untuk tabungan dan investasi.
• Bila masih punya cicilan utang, porsinya jangan lebih dari 30 persen. Jika ada, maka yang dikorbankan adalah biaya hidup bulanan.

Perlukah Kartu Kredit?

Kartu kredit sering dipilih sebagai jalan pintas "memperoleh tambahan penghasilan.” Ini tidak mengherankan, pasalnya gaji karyawan baru hanya berkisar Rp 2 juta hingga Rp 5 juta, sementara limit kartu kredit bisa mencapai Rp 10 juta. Akhirnya, yang terjadi adalah repot dengan tagihan kartu kredit.

Menurut Prita, yang paling mudah tentu saja tidak punya kartu kredit. Kalaupun terpaksa, cukup punya satu dengan tujuan untuk kebutuhan darurat. Terpaksa menggunakan kartu kredit? Pakai saja, asal harus membayar lunas tagihan saat jatuh tempo dan limit kartu kredit tidak lebih dari gaji bulanan.

Hasto Prianggoro

6 Langkah Menuju Dana Pensiun

Tahukah Anda? Usia produktif justru usia terbaik untuk menyiapkan dana pensiun.

Barangkali, mereka yang berusia 20 sampai 30 tahun tidak pernah memikirkan untuk mempersiapkan masa pensiun mereka dengan baik. Mereka beranggapan, pensiun adalah urusan orang-orang usia 45-60 tahun. Apalagi, jika mereka adalah pegawai negeri sipil, yang notabene mendapat pensiun dari negara.

Padahal, usia 20-30 tahun merupakan saat paling tepat mempersiapkan masa pensiun karena berada pada masa keemasan dalam karier, tanggungan hidup masih sedikit, badan masih sehat, sehingga bisa menabung sedikit demi sedikit untuk mempersiapkan ”House of Wealth”. Berikut strategi dan langkah-langkah menyiapkan dana pensiun, seperti disampaikan Fauziah Arsiyanti, SE, MM, ChFC., Independent Financial Planner dari First Principal Financial PTE.LTD Singapore .

1 Tetapkan Tujuan dan Impian

Persiapan paling pertama menghadapi masa pensiun adalah ”knowing yourself .” Apa impian Anda, apakah membangun bisnis sendiri, dan sebagainya? Bayangkan impian itu baik-baik, sehingga jelas tergambar dalam benak Anda. Yakini bahwa ”it will come true .” Impian yang diyakini dengan benar-benar akan memotivasi kita untuk mencapainya.

2 Kenali Karakteristik Diri

Langkah berikutnya adalah mengenali karakteristik diri sendiri. Ada beberapa kategori dasar investor, yaitu konservatif, moderat, dan agresif.

Tipe konservatif adalah investor yang tidak ingin kehilangan uang pokoknya sama sekali. Untuk itu, ia bersedia “berkorban” untuk mendapatkan
return
(hasil) yang kecil sekali asal dananya aman. Jenis investasi yang cocok untuk investor konservatif juga sangat terbatas, misalnya, tabungan dan deposito.
Tipe moderat bersedia mengambil sedikit risiko asal mendapatkan
return
yang lumayan pada jangka waktu menengah. Jenis investasi yang ditawarkan bisa lebih beragam. Selain tabungan dan deposito, alternatif lain seperti emas, tanah dan properti serta reksadana pasar uang serta reksadana pendapatan tetap bisa dijadikan pilihan.
Tipe agresif yaitu investor yang berani mengambil risiko. Dalam arti bersedia kehilangan sejumlah pokok modal asal mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu yang relatif panjang. Pilihan investasinya sangat bervariasi. Selain jenis-jenis instrumen keuangan di atas, bisa ditambah reksadana campuran serta saham dan produk-produk keuangan lainnya.

Intinya, low risk low return , high risk high return . Bila Anda hanya bersedia mengambil sedikit risiko, maka hasil yang didapat juga sedikit. Namun, bila mengambil risiko lebih banyak, hasil yang didapat juga tentunya akan lebih banyak.

3 Perluas Pengetahuan

Ada banyak sekali instrumen keuangan yang bisa dijadikan kendaraan untuk mencapai tujuan keuangan, termasuk menikmati masa pensiun dengan aman dan sejahtera. Namun, sama sekali tidak dianjurkan mengambil risiko tanpa tahu konsekuensinya, bahkan bila Anda investor tipe agresif sekalipun.

Artinya, bila Anda ingin mengambil investasi, Anda wajib tahu persis seluk beluknya, risiko dan faktor yang memengaruhinya. Tujuannya, agar Anda bisa mengatur dan meminimalkan risiko tapi tetap mendapatkan return maksimal.

Jadi, banyak-banyaklah bertanya, membaca, atau menggunakan jasa konsultan keuangan independen. Mereka akan memberikan analisa obyektif dan berdiri untuk kepentingan Anda dalam memberikan advis masalah keuangan.

4 Disiplin & Awas Terhadap Berbagai Perubahan

Segala sesuatu yang dikerjakan dengan disiplin pasti akan membuahkan hasil memuaskan. Begitu juga berinvestasi secara rutin untuk menyiapkan dana pensiun. Bila tidak disiplin, meski rinci, hasilnya tidak akan maksimal.

Anda juga harus senantiasa mereview kembali perencanaan pensiun Anda secara berkala, karena hidup seseorang tidaklah stagnan. Akan ada banyak perubahan, baik perubahan penghasilan atau perubahan pengeluaran. Contohnya, kelahiran anak atau perubahan tujuan keuangan. Konsultasikan perubahan-perubahan tersebut kepada perencana keuangan Anda.

5 Membangun Networking

Jejaring yang kuat merupakan salah satu faktor suksesnya sebuah usaha atau pekerjaan. Masa pensiun bisa menjadi momok bagi yang belum siap. Namun, bagi mereka yang berhasil membangun jejaring yang solid semasa bekerja, hidup tetap menggairahkan bahkan menguntungkan secara finansial.

6 Memahami Inflasi

Inflasi adalah proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar. Penyebabnya bisa karena konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, dan ketidaklancaran distribusi barang.

Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinyu. Sebagai ilustrasi, tahun 2010, dengan uang Rp 50 ribu kita bisa membeli 1 ekor ayam kampung. Tapi, di tahun 2011, seekor ayam kampung yang sama tidak bisa lagi dibeli dengan harga Rp 50 ribu, tetapi naik menjadi Rp 55 ribu. Inflasi sangat memengaruhi persiapan tabungan untuk dana pensiun. Oleh karena itu, sangat penting mencari instrumen keuangan menabung yang mempunyai return melebihi inflasi. Misalkan, reksadana, properti, atau emas.

Pilah-pilih Produk

Setelah mengetahui prinsip dan strategi perencanaan pensiun, saatnya Anda mengetahui produk-produk persiapan pensiun yang berada di pasaran selain menabung.

1 Produk Annuity

Produk annuity adalah suatu produk keuangan yang pada masa jatuh temponya atau pada saat Anda berencana pensiun memberikan uang sebesar 100 persen uang pertanggungan. Kemudian dari mulai pensiun sampai umur tertentu (biasanya 70 tahun) memberikan sejumlah uang setiap tahun, ditambah pada umur tertentu (umur 70 tahun) diberikan lagi sebesar 100 persen uang pertanggungan.

Besarnya uang pertanggungan akan berbeda tergantung kebijaksanaan masing-masing lembaga keuangan. Jadi, skemanya sama persis seperti uang pensiun. Bedanya, kita bisa mengatur sendiri berapa jumlah uang yang akan kita terima setiap tahun.

2 Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)

DPLK adalah suatu program pensiun yang diselenggarakan pemerintah. Beberapa lembaga keuangan swasta juga menjual produk ini, tapi perhitungan anuitas tetap ditentukan oleh pemerintah. Keuntungan program pensiun ini adalah masa pensiun bisa dipercepat sampai umur 45 tahun. Ketika kita memasuki masa pensiun, sebesar 20 persen dari uang pensiun akan dibayarkan, setelah itu sisanya sebesar 80 persen akan dibayarkan secara anuitas. Seandainya penerima pensiun meninggal, dapat dilanjutkan diterima oleh istri atau suami atau anaknya.

3 Program Pensiun Lump Sum

Cara kerja program pensiun ini hampir sama dengan DPLK, akan tetapi ketika memasuki masa pensiun, uang diterima dalam jumlah lump sum atau 100 persen dari nilai pertanggungan. Biasanya, untuk program ini, perusahaan atau kantorlah yang membeli preminya, dan pegawai mendapatkan manfaatnya. Biasanya, beberapa lembaga keuangan memberikan kebebasan bagi perusahaan untuk memilih jenis investasi, bisa di pasar uang, obligasi, campuran, saham, bahkan syariah. Jadi, benar-benar bisa disesuaikan dengan karakteristik, kemampuan, dan tujuan keuangan perusahaan.

4 Dana Pensiun Sendiri dengan Reksadana

Anda juga bisa menggunakan skema menabung sendiri dengan Reksadana. Skema ini sangat fleksibel, karena disesuaikan dengan kondisi keuangan. Apabila di suatu bulan, Anda belum bisa menabung, maka menabung untuk pensiun ini untuk sementara bisa “diliburkan” sampai kondisi keuangan kembali memungkinkan.

Ilustrasi Kasus

Rahma (30) mempunyai gaji bulanan sebesar Rp 10 juta. Setelah dikurangi biaya bulanan sebesar Rp 6 juta, tersisa Rp 4 juta. Rp 2 juta digunakan untuk menabung masa depan anak-anaknya setiap bulan. Berarti, setiap bulan, Rahma bisa menyisihkan uang sebesar Rp 2 juta untuk tabungan persiapan pensiun.

Setelah berkonsultasi dengan Perencana Keuangan, Rahma menginvestasikan (menabung) uangnya sebesar Rp 2 juta per bulan ke dalam Reksadana saham. Karena Rahma berencana pensiun di usia 55 tahun, maka ia berencana menabung setiap bulannya selama 15 tahun. Diasumsikan, return reksadana tetap, dan diasumsikan Rahma selalu menabung setiap bulan, maka pada usia 55 tahun, Rahma mempunyai dana pensiun sebesar kurang lebih Rp 2,3 milyar.

Manfaat memilih dana pensiun sendiri dengan reksadana ini adalah, apabila di suatu masa, Rahma tidak bisa menabung untuk pensiun, maka hal ini tidak menjadi masalah. Menabungnya bisa libur dulu sementara, sampai kondisi ke­uangan­nya kembali memungkinkan.

Hasto Prianggoro

9 Tips Sukses Menabung

Bagi sebagian orang, bahkan bagi yang berpenghasilan tinggi sekalipun, menabung bisa jadi tergolong gampang-gampang susah dilakukan. Sebab, berhasil atau tidaknya menabung bukan tergantung dari besarnya penghasilan, melainkan dari kedisiplinan yang selalu terjaga. Bila Anda termasuk sulit menabung, tips berikut ini bisa Anda coba.

1. Tentukan terlebih dulu tujuan menabung, agar Anda memiliki target tertentu yang harus dicapai. Dengan demikian, Anda akan lebih bersemangat menabung.

2. Alokasikan dana yang akan ditabung segera setelah gajian, bukan di akhir bulan, untuk mencegah uang habis sebelum sempat disisihkan.

3. Pisahkan rekening untuk menabung dan rekening pemasukan Anda. Dengan demikian, keuangan lebih mudah dikontrol setiap bulan.

4. Berapa pun penghasilan Anda, biasakan untuk menabung, sehingga Anda akan terbiasa melakukannya. Penghasilan yang kecil bukan alasan Anda tak bisa menabung.

5. Biasakan melakukan pengeluaran dengan jumlah lebih sedikit daripada penghasilan Anda, agar tidak tekor di akhir bulan.

6. Buatlah daftar anggaran selama satu bulan baik yang rutin maupun tidak, sehingga tidak ada uang yang habis tanpa juntrungan.

7. Jangan lapar mata. Bila Anda memang gampang terpancing untuk berbelanja, jauhi hal-hal atau tempat yang bisa membuat Anda menghabiskan uang di luar rencana anggaran, misalnya mal.

8. Bila penghasilan Anda bertambah, naikkan pula dana yang akan ditabung.

9. Tak ada kata terlambat untuk menabung. Mulailah menabung sedini mungkin, sehingga hasil yang didapat juga lebih maksimal.

Hasuna

Jumat, 05 Agustus 2011

10 Cara Sederhana Meningkatkan Karir


Pekerjaan adalah satu obsesi bagi semua orang dan intinya kita bisa melakukan setting agar sempurna di kelak kemudian hari. Lantas bagaimana cara dan kita untuk merealisasikannya? Saya yakin tiap diri memiliki tips tersendiri namun 10 tips sederhana berikut sepatutnya anda baca demi masukan dan langkah ke depan yang lebih baik. Berikut ini lebih lengkapnya…

1. Nasib saya tergantung dari diri saya.

Bila Anda menghabiskan waktu hanya untuk menunggu datangnya mukjizat, maka Anda akan menunggu lama sekali, malah barangkali sia-sia. Seseorang yang sukses selalu melakukan sesuatu, secara baik dan tepat, untuk mewujudkan keinginannya. Anda sebaiknya bergerak dan melakukan sesuatu, cari cara yang baik dan tepat, jangan hanya menunggu. Anda pasti akan berhasil dan berhak untuk mewujudkan impian.

2. Segala sesuatu mungkin saja terjadi.

Anda berpikir tidak mungkin menjadi wakil direktur. Jika demikian, maka Anda memang tidak akan pernah menduduki posisi tersebut. Ingat, jika Anda berpikir tidak bisa, maka Anda tidak akan pernah bisa. Tetapi bila berpikir Anda bisa, maka Anda pasti bisa.

3. Pekerjaan apa pun harus dilakukan dengan baik.

Anda tidak pernah tahu saat Anda diperhatikan atau dinilai. Bila Anda terbiasa melakukan pekerjaan dengan baik dan benar, maka Anda tidak mendapatkan kesulitan untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar. Jangan lupa, apa pun yang Anda lakukan, pasti diperhatikan oleh atasan.

4. Menganggap penting setiap orang.

Bila Anda ingin bersikap agresif, Anda pun perlu bersikap baik dengan rekan sekerja serta orang-orang yang berada di sekeliling. Anda keliru kalau menganggap tidak perlu menjalin hubungan baik dengan sekretaris atasan. Bersikaplah sopan dan ramah terhadap orang-orang di sekeliling Anda. Soalnya, kita tidak pernah tahu, sikap baik itu mungkin memegang peranan penting bagi masa depan Anda.

5. Tidak terpaku pada latar belakang pendidikan.

Bila selalu merasa bahwa pekerjaan yang Anda lakukan tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan, maka Anda akan menghasilkan pretasi yang buruk. Mungkin pekerjaan yang Anda lakukan tidak terlalu cocok bagi Anda, tetapi seorang profesional yang sukses melakukan tugas yang dibebankan kepadanya dengan sebaik-baiknya tanpa peduli di mana mereka berada.

6. Memiliki jejaring yang kuat.

Pegawai yang sukses memahami dengan baik pentingnya suatu jaringan, baik di dalam maupun di luar kantor. Anda perlu bersikap proaktif untuk mengembangkan hubungan profesional. Ajak dan undang rekan sekerja untuk makan siang di luar. Sesekali, pergilah ke kafe sehabis jam kerja. Bergabunglah dengan yayasan profesional. Kembangkan jaringan profesional demi masa depan Anda.

7. Tidak terpaku pada jam kerja.

Karena Anda bertanggung jawab atas nasib Anda, maka sudah menjadi kewajiban untuk terus mencari jalan dalam memperbaiki profesionalisme Anda. Bersikap sukarela dalam melakukan pekerjaan tambahan, berminat belajar sesuatu yang baru, serta bersedia pulang terlambat untuk membantu sesama rekan sekerja. Pekerja yang sukses tidak hanya bekerja terpaku pada jam kerja, tetapi juga bersedia melakukan lebih agar dirinya terlihat.

8. Kegagalan merupakan kunci sukses

Setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan dari waktu ke waktu. Perbedaan antara orang yang sukses dan orang yang gagal adalah bagaimana mereka menghadapi kegagalan yang dialami. Pegawai yang sukses selalu belajar dari kesalahan yang mereka lakukan dan tetap maju.
9. Perlihatkan kemampuan.

Apakah Anda menunggu sampai seseorang melihat bakat dan kemampuan Anda? Mungkin sudah saatnya memperlihatkan kemampuan Anda. Katakan keberhasilan Anda dan apa yang telah Anda lakukan bagi perusahaan. Profesional yang sukses mengerti cara memperlihatkan keberhasilan mereka tanpa terkesan sombong.

10.Tidak pernah berhenti mencari peluang.

Tentu saja ada saat di mana Anda puas dengan pekerjaan yang sedang Anda geluti. Tetapi jangan lupa, profesional yang sukses selalu mencari kesempatan untuk maju dan berkembang. Pasang mata, buka telinga, dan buka wawasan untuk tantangan dan kesempatan baru. Anda tidak pernah tahu, kapan akan mendapatkan sesuatu yang dapat mengubah karier Anda menjadi lebih cemerlang.

CARA MENABUNG YANG BIJAK


Pada umumnya, orang bekerja/usaha bertujuan untuk mendapatkan penghasilan/uang, dimana uang tersebut akan digunakan untuk memenuhi Kebutuhan Dasar (Makanan, Pakaian dan Rumah). Kemudian sisanya akan ditabung.

Tujuan menabung sendiri adalah untuk:

Dana Pendidikan Anak (buah hatinya), bagi yg telah berkeluarga

Dana Masa Depan (haji atau pensiun yang lebih baik)

Dana Darurat

Dapat dikatakan bahwa ketiganya merupakan IMPIAN dari kebanyakan orang.
Untuk mencapai impian tersebut, orang harus menabung selama 10 ~ 20 tahun…
bahkan sampai seumur hidup.
Lalu, dimana biasanya orang menabung…?

Contoh 1:

Bapak “X” yg merupakan karyawan di salah satu perusahaan di Jakarta. Beliau berusia 35 tahun dan telah berkeluarga serta memiliki dua orang anak.

Beliau menabung disebuah Bank.

Bulan 1 menabung sebesar Rp. 2 Juta

Bulan 2 menabung sebesar Rp. 2 Juta

Bulan 3 menabung sebesar Rp. 2 Juta

Bulan 4 , Bapak “X” terkena PENYAKIT KRITIS dan membutuhkan biaya Rp.200 Jt.

Apa yg terjadi…?
Apakah Bank akan memberikan dana tersebut…?
Bapak “X” hanya mendapatkan Rp. 6 juta dari tabungannya + Bagi hasil.
Sungguh sebuah MASALAH BESAR.

Contoh 2:

Bapak “Y” yg merupakan karyawan di salah satu perusahaan di Jakarta. Beliau berusia 35 tahun dan telah berkeluarga serta memiliki dua orang anak.

Beliau menabung disebuah Bank + Asuransi.

Bulan 1 menabung sebesar Rp. 2 Juta

Bulan 2 menabung sebesar Rp. 2 Juta

Bulan 3 menabung sebesar Rp. 2 Juta

Bulan 4 , Bapak “Y” terkena PENYAKIT KRITIS dan membutuhkan biaya Rp.200 Jt.

Apa yg terjadi….?
Apakah Bank akan memberikan dana tersebut?
Karena Bapak “Y” menabung pada bank yang menyertakan asuransi maka ada kemungkinan dana sebesar Rp.200 juta tersebut akan ditanggung oleh asuransinya

Apakah masalah bapak “Y” sudah selesai..??? BELUM.. tentu!

Karena penyakitnya tersebut beliau tidak dapat bekerja dengan maksimal. Lalu, bagaimana dengan biaya hidup keluarganya sehari-hari…?
Bagaimana dengan premi yang harus dibayarnya…?
Bagaimana dengan rencana tabungannya….?
Adakah yang akan mengisi dan melanjutkan tabungannya…?
BAGAIMANA dengan Impian²nya…..?
BAGAIMANA dgn Dana Pendidikan kedua anaknya…..?
BAGAIMANA dgn Kelangsungan hidup keluarganya….?

Adakah semua itu dapat dipenuhinya?

Ini Sungguh sebuah MASALAH BESAR


Contoh 3

Bapak “Bijak” yg merupakan karyawan di salah satu perusahaan di Jakarta. Beliau berusia 35 tahun dan telah berkeluarga serta memiliki dua orang anak.

Beliau menabung disebuah “Tabungan Khusus”. Tabungan yang terdiri dari Proteksi & Investasi.

Bulan 1 menabung sebesar Rp. 2 Juta

Bulan 2 menabung sebesar Rp. 2 Juta

Bulan 3 menabung sebesar Rp. 2 Juta

Bulan 4 , Bapak “Bijak” terkena PENYAKIT KRITIS dan membutuhkan biaya Rp.200 Jt.

Apa yang terjadi…?

“Tabungan Khusus” akan membayarkan biaya Rp. 200 juta.


Bagaimana dengan Tabungannya?

“Tabungan Khusus” akan menabungkan untuk Bapak “Bijak” sebesar Rp. 2 Juta setiap bulannya hingga Bapak “Bijak” berusia 55 tahun.
Dengan demikian segala IMPIAN bapak bijak akan terwujud walaupun dia terkena sakit kritis...!

Bagaimana mungkin…???
Bagaimana hal ini dapat terjadi….???

Itu SUNGGUH Terjadi di “Tabungan Khusus”.

Tips Melakukan Perencanaan Keuangan Keluarga

Melakukan perencanaan keuangan adalah hal PENTING yang selalu ditunda pelaksanaannya:-) Dalam pelaksanaannyapun, rencana keuangan yang telah disusun sangaaat berat untuk dilaksanakan. Kenapa? Semuanya adalah masalah DISIPLIN!!! Tahan godaan untuk tidak melirik tulisan SALE sepatu designer atau tas dengan merk kenamaan.

Bagaimanapun juga, merencanakan keuangan adalah hal yang HARUS dilakukan, karena suatu hari kita pasti pensiun suatu hari, atau tetap keuangan keluarga tetap stabil jika ada kecelakaan, atau kehilangan pekerjaan tetap. Perencanaan keuangan yang baik akan membantu Anda tetap bahagia dan cukup istirahat saat tua nanti:-)

Beberapa tips berikut akan membantu Anda mulai merencanakan keuangan keluarga. Menjadikan rencana keuangan keluarga sebagai bagian dari rutinitas bukanlah hal yang terlalu sulit. Tapi mulai melakukan perencanaan adalah hal tersulit. Tips di bawah ini akan memotivasi Anda merencanakan keuangan keluarga.

Tips #1 Bayar Tagihan/Cicilan
Tantangan utama rencana keuangan keluarga adalah cicilan, terutama cicilan kartu kredit. Tagihan-tagihan kartu kredit awalnya sedikit, namun menjadi besar hanya karena Anda lupa membayar tagihannya. Perencanaan keuangan artinya Anda membuat rencana dan membayar tagihan adalah gol pertama Anda.

Tips #2 Lakukan Investasi
Tips lain adalah segera lakukan investasi. Perencanaan keuangan keluarga berarti Anda menyisihkan sebagian penghasilan Anda. Investasikan uang Anda di saham, reksadana, properti, deposito, atau gabungan di antaranya. Menginvestasikan sebagian penghasilan Anda pada tempat yang tepat akan mengembangkan uang Anda.

Tips #3 Jangan Besar Pasak daripada Tiang
Pengeluaran Anda TIDAK BOLEH lebih besar daripada penghasilan. Ini adalah hal yang paling sulit dimengerti, bahkan kadang orang menutup mata akan hal ini. Yang harus diingat rencana keuangan yang telah Anda susun jangan kalah dengan napsu konsumerisme. Ingat, mengatur pengeluaran agar lebih kecil dari pendapatan adalah bagian dari perencanaan keuangan keluarga.

Tips #4 Budget
Selalu tuliskan budget Anda. Membuat budget adalah bagian terpenting dari perencanaan keuangan keluarga. Dengan menulis dan melaksanakan budget yang telah disusun akan membuat menabung menjadi tidak terlalu sulit.

Selamat menyusun rencana keuangan Anda!

Rabu, 03 Agustus 2011

Trik Sukses

Anda disebut hebat
jika Anda mencapai keberhasilan
dengan menggunakan
seadanya kemampuan dan sarana
yang ada pada diri Anda sendiri.

Janganlah menunggu
berpenampilan menawan,
berkemampuan tinggi,
bermodal besar,
atau berkoneksi luas,
sebelum Anda mulai bekerja
menjadikan diri Anda
pribadi yang pantas
bagi awal-awal dari impian Anda.

Hebatkanlah diri dan kehidupan Anda
dengan apa pun diri Anda hari ini.

Mario Teguh

Kamis, 28 Juli 2011

Pentingnya Memiliki Dana Cadangan

Anda tidak perlu malu jika merasa takut berinvestasi karena tidak ingin kehilangan uang Anda. Tidak peduli betapa seringnya Anda mendengar slogan-slogan investasi yang mengatakan bahwa setiap investasi pasti berisiko. Semakin tinggi risikonya semakin tinggi pula returnnya, dan begitu juga sebaliknya. Tidak apa-apa jika Anda takut kehilangan uang Anda, karena kita memang harus tetap menjamin keberadaan sejumlah harta tunai kita dengan aman. Namun menyimpannya di bawah bantal hanya untuk menghindari risiko investasi bukanlah cara yang terbaik, sebab banyak tempat yang lebih baik dalam menyimpan uang Anda.Tiap kali mendengar kata investasi mungkin seringkali yang terlintas dalam benak kita adalah the bulls and the bears. Istilah ini memang kedengarannya gagah sekali seperti nama hewan yang dipakainya. The bulls, seperti artinya dalam bahasa Indonesia adalah banteng. Tanduk banteng yang mencuat ke atas digunakan untuk menggambarkan situasi pasar yang sedang bergairah atau naik. Adapun the bears atau beruang, cara beruang yang membungkuk ke tanah saat berjalan, sehingga seringkali digunakan untuk menggambarkan situasi pasar yang sedang turun atau lesu. Nah…kalau the bulls and the bears adalah 2 istilah yang sangat populer dalam investasi di pasar modal, maka dalam perencanaan keuangan perorangan dan keluarga perilaku gagah-gagahan tadi sebaiknya diimbangi dengan satu istilah lagi yaitu the chickens atau si ayam.

Kalau Anda perhatikan gerak gerik seekor ayam yang kelihatan sekali penakutnya, maka cobalah Anda berdiri kurang lebih 2 meter darinya, kemudian tiba-tiba anda menghentakkan kaki dengan keras serta merta si ayam pasti lari terbirit-birit. Kalau Anda merasa seperti si ayam tadi saat berinvestasi, dan memilih ekstra hati-hati ketimbang berani tapi bisa mati seperti si kerbau atau beruang, maka bukan berarti Anda penakut. Karena penting sekali untuk berlaku seperti si ayam terhadap sejumlah uang kita, karena uang tersebut memang harus ada dalam genggaman Anda, tidak boleh hilang tidak boleh berkurang nilainya, tersimpan ditempat yang aman dan likuiditasnya tinggi. Inilah yang saya maksud dengan chicken money alias dana cadangan. Some money we can’t afford to lose.

MENGAPA DANA CADANGAN DIBUTUHKAN ?

Bayangkan jika semua uang Anda habis di belikan saham, diinvestasikan ke dalam property, digunakan untuk bisnis bagi hasil, dibelikan dolar, dipinjamkan dengan bunga tinggi. Sewaktu-waktu Anda membutuhkan sejumlah uang tunai dalam jumlah cukup besar untuk keperluan mendadak, bisa-bisa tidak tersedia dananya. Karena akan sulit menarik uang Anda jika sudah terlanjur digunakan untuk modal usaha, membutuhkan proses cukup lama juga untuk mengubah rumah menjadi uang tunai, bahkan kemungkinan besar bisa jumlahnya berkurang sebab harga jualnya jauh lebih rendah daripada harga belinya, seperti risiko yang bisa terjadi pada saham dan dolar.

Pertanyaan selanjutnya adalah keperluan mendadak seperti apa yang membutuhkan sejumlah dana tunai dengan segera ? Kita sudah tahu bahwa hidup tidak selalu berjalan mulus, sama saja tidak mulusnya dengan anggaran belanja yang sudah kita rencanakan namun sulit sekali dalam pelaksanaanya. Karena itu dana cadangan dibutuhkan untuk mengantisipasi kondisi-kondisi sebagai berikut :

1. Berbagai musibah yang bisa menimbulkan kerugian finansial bisa saja terjadi tanpa bisa diperkirakan kapan akan terjadinya. Musibah-musibah seperti sakit, kecelakaan mobil, kebakaran pada rumah, kematian adalah peristiwa-peristiwa yang seringkali bisa memaksa Anda untuk mengeluarkan sejumlah uang tunai dalam jumlah cukup besar secara mendadak. Semisalnyapun Anda telah mengcover kerugian-kerugian finansial yang terjadi akibat musibah tersebut dengan mengambil asuransi, tetap saja sejumlah dana tunai harus tersedia. Biaya berobat dan rawat inap di rumah sakit, membayar biaya perbaikan mobil, memperbaiki rumah akibat kebakaran, atau membayar biaya penguburan, biasanya harus di bayar dulu di depan. Pembayaran ini seringkali tidak bisa ditunda sampai proses reimburse atau klaim asuransi dan administrasinya selesai.
2. Tidak enaknya menjadi karyawan adalah kita bisa kehilangan pekerjaan karena Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK. Sayangnya PHK bisa terjadi pada siapa saja, tidak terkecuali Anda. Mungkin Anda akan mendapat pesangon, namun hanya cukup untuk beberapa bulan saja, padahal mencari pekerjaan tidak mudah. Itupun kalau dapat pesangon, kalau tidak keadaan bisa jadi lebih rumit lagi. Jika Anda seorang wirausaha, maka Anda pasti tahu bahwa bisnis bisa saja bangkrut dan penghasilan usaha terhenti. Untuk menghadapi situasi seperti ini maka diperlukan sejumlah dana cadangan uang tunai yang bisa mencukupi pengeluaran keluarga selama belum mendapatkan penghasilan kembali
3. Timbulnya pengeluaran tidak terencana seperti pemberian hadiah, sumbangan, liburan, atau pengeluaran yang sesekali saja terjadi dan sifatnya tidak rutin. Pengeluran ini seringkali juga tidak bisa diduga kapan akan terjadinya. Masalahnya penghasilan kita biasanya habis untuk pengeluaran yang rutin saja dan jarang sekali bisa mencadangkan untuk pengeluaran tidak rutin. Dengan adanya dana cadangan maka pengeluaran tidak rutin bisa dibayar tanpa harus mengganggu anggaran belanja bulanan.

Tidak peduli apakah kondisi keuangan Anda sudah stabil dengan karir yang baik dan gaji yang tinggi, apakah Anda sudah memasuki usia pensiun, atau jika Anda masih muda dan baru mulai berkarir, maka siapapun Anda dan bagaimanapun situasi keuangan Anda saat ini. Anda harus tetap memiliki sejumlah dana cadangan. Tujuan untuk membentuk dana cadangan ini adalah agar Anda tidak kesulitan untuk membiayai pengeluaran yang sifatnya darurat atau emergency, membiayai pengeluran keluarga jika penghasilan keluarga terhenti tiba-tiba karena PHK, dan membiayai pengeluaran tidak rutin lainnya.Di mana menyimpan Dana Cadangan dan Berapa Besarnya ?Dana cadangan sebaiknya disimpan di tempat yang aman, mudah diambil dan tidak akan membuat dan kehilangan nilai pokok investasi. Misalnya seperti seperti tabungan, deposito berjangka, Reksa Dana Pasar Uang, obligasi pemerintah, Sertifikat Bank Indonesia, Namun, dengan tingkat suku bunga yang turun terus, orang seringkali tergoda untuk menempatkan dana cadangan ini ke dalam investasi berisiko tinggi, itulah sebabnya orang sulit membentuk dana cadangan. Berikut ini adalah beberapa faktor yang sebaiknya dipertimbangakan dalam memilih produk investasi yang tepat untuk dana cadangan Anda :

1. Perhatikan jangka waktunya. Simpanlah dana cadangan Anda hanya pada investasi dengan jangka waktu yang pendek saja, Pilih produk investasi yang memang diranacang khusus utnuk investasi jangka pendek maksimal satu tahun. Sebab begitu Anda menginvestasikannya pada produk invesatsi lebih dari satu tahun, maka dana cadangan Anda akan terpengaruh risiko pasar. Misalnya jika Anda membeli obligasi dengan jangka waktu 3 tahun dengan kupon bunga 7%, ternyata ditahun ke dua suku bunga obligasi dipasar raat-rata megalami kenaikan menjadi 9 %, akibatnya Anda rugi 2%. Kalaupun Anda ingin menjualnya mungkin harus didiscount, sebab orang tentunya lebih memilih obligasi dengan suku bunga yang lebih tinggi,
2. Perhatikan risiko kreditnya, Tabungan, deposito, SBI, dan obligasi pemerintah jangka waktu 3 bulan, mempunyai tingkat risiko gagal bayar yang rendah atau lebih baik daripada surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu perushaan swasta yang seang bermasalah baik dalam bentuk commercial paper maupun obligasi dengan jangka waktu yang sama. Mereka bisanya menjanjikan tingkat suku bunga yang lebih tinggi, namun risikonya juga lebih tinggi,
3. Perhatikan biaya-biayanya. Menyimpan dana di bank mungkin paling rendah biaya administrasinya, namun harus diperhitungkan pula potongan pajaknya. Reksa Dana Pasar Uang dan produk pasar uang lainnya biasanya juga dikenakan biaya pembelian, penjualan kembali, managemet fee. Semakin rendah biayanya tentu semakin baik karena tidak akan mengurangi return investasi terlalu banyak.
4. Jumlah dana cadangan jangan terlalu kecil juga jangan terlalu besar. Jumlah yang ideal adalah sebesar 6 kali pengeluaran keluarga Anda perbulan. Jika pekerjaan maupun penghasilan Anda belum stabil maka sebaiknya jumlah dana cadangan yang dibentuk semakin besar misalnya 12 kali pengeluaran keluarga Anda perbulan. Suatu saat dana cadangan ini terpakai maka isilah kembali sampai targetnya tercapai, setelah target tercapai berhentilah. Begitu seterusnya

Berinvestasi untuk membentuk dana cadangan, memang tidak terlalu menarik, sebab tidak membuat Anda kaya, namun juga tidak membuat Anda miskin. Investasi dalam dana cadangan minimal tidak akan membuat anda kehilangan nilai pokok investasi Anda, tapi paling tidak pertumbuhan dalam dana cadangan bisa menyamai inflasi, bahkan kadang-kadang bisa juga diatas inflasi. Yang pasti investasi pada dana cadangan tidak membuat Anda sulit tidur. Ingat ! khusus untuk dana cadangan maka bukan return investasinya yang penting tetapi bagaimana agar simpanan kita bisa kembali utuh.

Sabtu, 23 Juli 2011

Rencanakan Keuangan Masa Pensiun Anda

Masa pensiun adalah tahapan yang cukup rawan bagi kondisi keuangan pekerja, pada masa pensiun gaji yang biasanya diterima pekerja tidak akan datang lagi. Seorang pekerja untuk dapat menikmati masa pensiun dengan baik memerlukan perencanaan keuangan yang baik. Masa bekerja adalah masa yang baik untuk mempersiapkan bekal keuangan yang akan digunakan pada masa pensiun. Bagaimanakah melakukan perencanaan keuangan untuk mengumpulkan bekal itu?

Orang tua kita mempersiapkan kita untuk mampu mengarungi kehidupan dengan mendidik moral, melatih mental dan menyekolahkan untuk mendapatkan pengetahuan. Orang tua memberikan nasihat-nasihat yang sangat berguna bagi kehidupan dan juga menyekolahkan kita setinggi-tingginya yang bisa dibiayai oleh mereka. Demikian juga kita mempunyai tanggung jawab pada diri kita sendiri dan juga kepada keluarga yang dicintai, untuk bisa membiaya kehidupan semasa pensiun dan sekaligus menunaikan kewajiban orang tua kepada anak yang belum sempat ditunaikan pada saat kita memasuki masa pensiun. Untuk mempersiapkannya maka perencanaan keuangan keluarga semakin dirasakan penting untuk memenuhi kebutuhan keuangan masa pensiun seperti membiayai pendidikan anak yang belum dewasa pada saat pensiun, atau sebagai pencegahan agar keuangan kita tidak tergantung anak-anak atau sanak keluarga.

Kalau meperhatikan siklus hidup manusia maka rentang masa 1-6 tahun adalah masa kanak-kanak. Usia 7-18 adalah masa sekolah dan bagi mereka yang beruntung meneruskan pendidikan di Perguruan tinggi sampai mendapatkan diploma, sarjana atau bahkan menamatkan studi pasca sarjana. Masa panjang yang dialami adalah usia 22 sampai dengan 55 tahun, masa bekerja dan memperoleh penghasilan dan usia yang umum bagi masyarakat pekerja Indonesia pensiun, masa 55 tahun sampai dengan 75 tahun. Masa pensiun seseaorang dapat berlangsung sampai dengan 20 tahun atau bahkan lebih.

Dari rentang waktu tersebut diatas yang menjadi perhatian kita dalam membuat perencanaan keuangan untuk masa pensiun adalah masa bekerja dari usia 22 sampai dengan 55 tahun atau 33 tahun bekerja dan masa pensiun dari usia 55 sampai dengan usia 75 tahun atau 20 tahun masa pensiun. Untuk sebagian orang yang dikaruniai usia panjang dapat mencapai usia 80 tahun bahkan lebih, artinya masa pensiun bisa mencapai 25 tahun atau lebih. Apakah kita sudah memikirkan bagaimana membiayai kehidupan sepanjang 20-25 tahun setelah pensiun?

Ingat bahwa masa produktif adalah masa bekerja, pada masa ini keuangan keluarga perlu dikelola dengan baik. Mengkonsumsi semua pendapatan adalah cara terbaik menghancurkan kenyamanan keuangan pada masa pensiun. Berbagai literatur menyarankan kegiatan menabung dan berinvestasi adalah cara terbaik untuk mempersiapkan keuangan masa pensiun. Berapakah besaran pendapatan yang harus ditabung dan dikonsumsi agar kita dapat memperoleh keamanan keuangan masa pensiun kita?

Besaran pendapatan yang harus ditabung atau di investasikan sangat bergantung kepada kebutuhan masa pensiun yang akan datang. Biasanya para perencana keuangan keluarga menyarankan 20-30% dari pendapatan tidak dikonsumsi pada masa aktif, dana ini dialokasikan untuk tabungan dan investasi. Berapa besaran ideal dana yang ditabung dan berapa besaran dana yang harus diinvestasikan?

Besaran Tabungan dan investasi yang diperlukan oleh seseorang adalah sangat beragam bergantung tingkatan pendapatan dan gaya hidup yang bersangkutan. Perlu diingat bahwa tabungan bukanlah sarana yang baik untuk mempersiapkan dana masa pensiun. Tabungan disarankan hanya untuk memenuhi kebutuhan dana darurat (emergency fund). Besaran yang umum disarankan adalah 6 bulan sampai dengan 12 bulan besaran konsumsi bulanan. Individu yang lebih konservatif mungkin perlu tabungan lebih besar lagi untuk memenuhi rasa amannya.



Perencanaan investasi untuk mendukung perencanaan keuangan masa pensiun lebih kompleks dari perencanaan tabungan. Unsur penting yang perlu diperhatikan adalah besaran dana yang diinvestasikan dan besaran hasil investasi. Penilaian dan pemilihan sarana investasi tidak akan dibahas secara terinci pada tulisan ini, mengingat banyak yang perlu dijelaskan. Berapakah besaran investasi yang diperlukan oleh seseorang untuk mencukupi kebutuhan hidup dimasa pensiun.



Misalkan pada saat pensiun kita memerlukan pendapatan bulanan Rp. 10 juta per bulan berapakah nilai investasi yang diperlukan? Untuk mendapatkan pendapatan sebesar Rp. 10 juta perbulan diperlukan dana investasi Rp. 1 milyar dengan asumsi tingkat hasil investasi 12% per tahun atau 1 % perbulan. Angka tersebut belum memperhitungkan tingkat inflasi tahunan, apabila tingkat inflasi tahunan 8% pertahun maka hasil investasi harus lebih tinggi yaitu 20% per tahun agar kita tetap mendapatkan imbal hasil Rp.10 juta per bulan. Apabila kita tidak memperoleh kesempatan investasi yang lebih baik alias tingkat hasil investasi tetap 12% pertahun maka sekurang-kurangnya diperlukan dana investasi sebesar Rp. 2 milyar untuk mendapatkan imbal hasil RP. 10 juta. Bagaimana kalau kita ingin mempertahankan tingkat kehidupan saat ini dengan penghasilan Rp. 20 juta per bulan maka dana investasi yang diperlukan bisa mencapai Rp. 4 milyar pertahun dengan asumsi tingkat hasil investasi 12% dan inflasi 8 % pertahun. Perhitungan-perhitungan diatas sangat disederhanakan untuk mendapatkan perhitungan yang lebih akurat anda dapat menghubungi profesional perencana keuangan keluarga, sekaligus memperoleh nasihat bagaimana merencanakan keuangan yang baik untuk membiayai masa pensiun anda.



Apabila pekerja Perusahaan boanfid yang memberikan gaji tinggi dan sekarang masih aktif bekerja atau masih cukup lama akan pensiun anda dapa belajar dari senior-senior anda. Anda dapat belajar kepada senior yang berhasil menikmati masa pensiunnya dengan baik. Pada kesempatan yang lain belajarlah juga dari para senior yang mengalami masa pensiun dengan penuh kesulitan. Pada umumnya pekerja pada perusahaan bonafid memperoleh banyak kemudahan atau berkecukupan pada masa dinasnya melupakan perencanaan keuangan masa pensiunnya. Atau mungkin para pekerja tersebut telah berusaha mempersiapkan masa pensiunnya namun perhitungan yang tidak cermat menyebabkan perencanaan gagal dan lagi-lagi mengalami masa pensiun yang pahit. Janganlah masa pensiun anda menjadi taruhan segeralah buatlah rencana keuangan pensiun dengan baik, bila perlu mintakan bantuan profesional perencanaan keuangan atau certified financila planner untuk membuatkan perencanaan keuangan pensiun anda. Sedia payung sebelum hujan itulah kata bijak tetua kita. Ingat masa pensiun bisa 10 (sepuluh tahun), 20 tahun atau bahkan lebih lama dari 20 tahun, karenanya waspadalah!



Kapan waktu yang baik untuk memulai pelaksanaan persiapan keuangan masa pensiun anda? Kalau saat ini anda mempunyai waktu sepuluh tahun menjelang pensiun maka anda sudah cukup terlambat melakukan persiapan keuangan pensiun namun apabila ditunda lebih lama lagi maka kesulitan keuangan dimasa pensiun akan semakin menjadi nyata. Waktu yang terbaik mungkin adalah 5 tahun yang lalu atau 10 tahun yang lalu atau bahkan mungkin lebih dari 10 tahun yang lalu. Prinsipnya persiapan keuangan masa pensiun adalah semakin cepat semakin bagus, ikan sepat ikan gabus, makin cepat makin bagus, tunggu apa lagi, hati-hati jangan terlena dengan kondisi nyaman saat ini lihatlah senior-senior anda yang tidak merencanakan keuangan pensiunnya secara memadai.

Kamis, 21 Juli 2011

Pentingnya Memiliki Dana Cadangan

Anda tidak perlu malu jika merasa takut berinvestasi karena tidak ingin kehilangan uang Anda. Tidak peduli betapa seringnya Anda mendengar slogan-slogan investasi yang mengatakan bahwa setiap investasi pasti berisiko. Semakin tinggi risikonya semakin tinggi pula returnnya, dan begitu juga sebaliknya. Tidak apa-apa jika Anda takut kehilangan uang Anda, karena kita memang harus tetap menjamin keberadaan sejumlah harta tunai kita dengan aman. Namun menyimpannya di bawah bantal hanya untuk menghindari risiko investasi bukanlah cara yang terbaik, sebab banyak tempat yang lebih baik dalam menyimpan uang Anda.Tiap kali mendengar kata investasi mungkin seringkali yang terlintas dalam benak kita adalah the bulls and the bears. Istilah ini memang kedengarannya gagah sekali seperti nama hewan yang dipakainya. The bulls, seperti artinya dalam bahasa Indonesia adalah banteng. Tanduk banteng yang mencuat ke atas digunakan untuk menggambarkan situasi pasar yang sedang bergairah atau naik. Adapun the bears atau beruang, cara beruang yang membungkuk ke tanah saat berjalan, sehingga seringkali digunakan untuk menggambarkan situasi pasar yang sedang turun atau lesu. Nah…kalau the bulls and the bears adalah 2 istilah yang sangat populer dalam investasi di pasar modal, maka dalam perencanaan keuangan perorangan dan keluarga perilaku gagah-gagahan tadi sebaiknya diimbangi dengan satu istilah lagi yaitu the chickens atau si ayam.

Kalau Anda perhatikan gerak gerik seekor ayam yang kelihatan sekali penakutnya, maka cobalah Anda berdiri kurang lebih 2 meter darinya, kemudian tiba-tiba anda menghentakkan kaki dengan keras serta merta si ayam pasti lari terbirit-birit. Kalau Anda merasa seperti si ayam tadi saat berinvestasi, dan memilih ekstra hati-hati ketimbang berani tapi bisa mati seperti si kerbau atau beruang, maka bukan berarti Anda penakut. Karena penting sekali untuk berlaku seperti si ayam terhadap sejumlah uang kita, karena uang tersebut memang harus ada dalam genggaman Anda, tidak boleh hilang tidak boleh berkurang nilainya, tersimpan ditempat yang aman dan likuiditasnya tinggi. Inilah yang saya maksud dengan chicken money alias dana cadangan. Some money we can’t afford to lose.

MENGAPA DANA CADANGAN DIBUTUHKAN ?

Bayangkan jika semua uang Anda habis di belikan saham, diinvestasikan ke dalam property, digunakan untuk bisnis bagi hasil, dibelikan dolar, dipinjamkan dengan bunga tinggi. Sewaktu-waktu Anda membutuhkan sejumlah uang tunai dalam jumlah cukup besar untuk keperluan mendadak, bisa-bisa tidak tersedia dananya. Karena akan sulit menarik uang Anda jika sudah terlanjur digunakan untuk modal usaha, membutuhkan proses cukup lama juga untuk mengubah rumah menjadi uang tunai, bahkan kemungkinan besar bisa jumlahnya berkurang sebab harga jualnya jauh lebih rendah daripada harga belinya, seperti risiko yang bisa terjadi pada saham dan dolar.

Pertanyaan selanjutnya adalah keperluan mendadak seperti apa yang membutuhkan sejumlah dana tunai dengan segera ? Kita sudah tahu bahwa hidup tidak selalu berjalan mulus, sama saja tidak mulusnya dengan anggaran belanja yang sudah kita rencanakan namun sulit sekali dalam pelaksanaanya. Karena itu dana cadangan dibutuhkan untuk mengantisipasi kondisi-kondisi sebagai berikut :

1. Berbagai musibah yang bisa menimbulkan kerugian finansial bisa saja terjadi tanpa bisa diperkirakan kapan akan terjadinya. Musibah-musibah seperti sakit, kecelakaan mobil, kebakaran pada rumah, kematian adalah peristiwa-peristiwa yang seringkali bisa memaksa Anda untuk mengeluarkan sejumlah uang tunai dalam jumlah cukup besar secara mendadak. Semisalnyapun Anda telah mengcover kerugian-kerugian finansial yang terjadi akibat musibah tersebut dengan mengambil asuransi, tetap saja sejumlah dana tunai harus tersedia. Biaya berobat dan rawat inap di rumah sakit, membayar biaya perbaikan mobil, memperbaiki rumah akibat kebakaran, atau membayar biaya penguburan, biasanya harus di bayar dulu di depan. Pembayaran ini seringkali tidak bisa ditunda sampai proses reimburse atau klaim asuransi dan administrasinya selesai.
2. Tidak enaknya menjadi karyawan adalah kita bisa kehilangan pekerjaan karena Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK. Sayangnya PHK bisa terjadi pada siapa saja, tidak terkecuali Anda. Mungkin Anda akan mendapat pesangon, namun hanya cukup untuk beberapa bulan saja, padahal mencari pekerjaan tidak mudah. Itupun kalau dapat pesangon, kalau tidak keadaan bisa jadi lebih rumit lagi. Jika Anda seorang wirausaha, maka Anda pasti tahu bahwa bisnis bisa saja bangkrut dan penghasilan usaha terhenti. Untuk menghadapi situasi seperti ini maka diperlukan sejumlah dana cadangan uang tunai yang bisa mencukupi pengeluaran keluarga selama belum mendapatkan penghasilan kembali
3. Timbulnya pengeluaran tidak terencana seperti pemberian hadiah, sumbangan, liburan, atau pengeluaran yang sesekali saja terjadi dan sifatnya tidak rutin. Pengeluran ini seringkali juga tidak bisa diduga kapan akan terjadinya. Masalahnya penghasilan kita biasanya habis untuk pengeluaran yang rutin saja dan jarang sekali bisa mencadangkan untuk pengeluaran tidak rutin. Dengan adanya dana cadangan maka pengeluaran tidak rutin bisa dibayar tanpa harus mengganggu anggaran belanja bulanan.

Tidak peduli apakah kondisi keuangan Anda sudah stabil dengan karir yang baik dan gaji yang tinggi, apakah Anda sudah memasuki usia pensiun, atau jika Anda masih muda dan baru mulai berkarir, maka siapapun Anda dan bagaimanapun situasi keuangan Anda saat ini. Anda harus tetap memiliki sejumlah dana cadangan. Tujuan untuk membentuk dana cadangan ini adalah agar Anda tidak kesulitan untuk membiayai pengeluaran yang sifatnya darurat atau emergency, membiayai pengeluran keluarga jika penghasilan keluarga terhenti tiba-tiba karena PHK, dan membiayai pengeluaran tidak rutin lainnya.Di mana menyimpan Dana Cadangan dan Berapa Besarnya ?Dana cadangan sebaiknya disimpan di tempat yang aman, mudah diambil dan tidak akan membuat dan kehilangan nilai pokok investasi. Misalnya seperti seperti tabungan, deposito berjangka, Reksa Dana Pasar Uang, obligasi pemerintah, Sertifikat Bank Indonesia, Namun, dengan tingkat suku bunga yang turun terus, orang seringkali tergoda untuk menempatkan dana cadangan ini ke dalam investasi berisiko tinggi, itulah sebabnya orang sulit membentuk dana cadangan. Berikut ini adalah beberapa faktor yang sebaiknya dipertimbangakan dalam memilih produk investasi yang tepat untuk dana cadangan Anda :

1. Perhatikan jangka waktunya. Simpanlah dana cadangan Anda hanya pada investasi dengan jangka waktu yang pendek saja, Pilih produk investasi yang memang diranacang khusus utnuk investasi jangka pendek maksimal satu tahun. Sebab begitu Anda menginvestasikannya pada produk invesatsi lebih dari satu tahun, maka dana cadangan Anda akan terpengaruh risiko pasar. Misalnya jika Anda membeli obligasi dengan jangka waktu 3 tahun dengan kupon bunga 7%, ternyata ditahun ke dua suku bunga obligasi dipasar raat-rata megalami kenaikan menjadi 9 %, akibatnya Anda rugi 2%. Kalaupun Anda ingin menjualnya mungkin harus didiscount, sebab orang tentunya lebih memilih obligasi dengan suku bunga yang lebih tinggi,
2. Perhatikan risiko kreditnya, Tabungan, deposito, SBI, dan obligasi pemerintah jangka waktu 3 bulan, mempunyai tingkat risiko gagal bayar yang rendah atau lebih baik daripada surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu perushaan swasta yang seang bermasalah baik dalam bentuk commercial paper maupun obligasi dengan jangka waktu yang sama. Mereka bisanya menjanjikan tingkat suku bunga yang lebih tinggi, namun risikonya juga lebih tinggi,
3. Perhatikan biaya-biayanya. Menyimpan dana di bank mungkin paling rendah biaya administrasinya, namun harus diperhitungkan pula potongan pajaknya. Reksa Dana Pasar Uang dan produk pasar uang lainnya biasanya juga dikenakan biaya pembelian, penjualan kembali, managemet fee. Semakin rendah biayanya tentu semakin baik karena tidak akan mengurangi return investasi terlalu banyak.
4. Jumlah dana cadangan jangan terlalu kecil juga jangan terlalu besar. Jumlah yang ideal adalah sebesar 6 kali pengeluaran keluarga Anda perbulan. Jika pekerjaan maupun penghasilan Anda belum stabil maka sebaiknya jumlah dana cadangan yang dibentuk semakin besar misalnya 12 kali pengeluaran keluarga Anda perbulan. Suatu saat dana cadangan ini terpakai maka isilah kembali sampai targetnya tercapai, setelah target tercapai berhentilah. Begitu seterusnya

Berinvestasi untuk membentuk dana cadangan, memang tidak terlalu menarik, sebab tidak membuat Anda kaya, namun juga tidak membuat Anda miskin. Investasi dalam dana cadangan minimal tidak akan membuat anda kehilangan nilai pokok investasi Anda, tapi paling tidak pertumbuhan dalam dana cadangan bisa menyamai inflasi, bahkan kadang-kadang bisa juga diatas inflasi. Yang pasti investasi pada dana cadangan tidak membuat Anda sulit tidur. Ingat ! khusus untuk dana cadangan maka bukan return investasinya yang penting tetapi bagaimana agar simpanan kita bisa kembali utuh.

Mengapa Pensiun Perlu disiapkan?

Dengan ini saya hendak mengajak ANDA untuk membayangkan bagaimana ANDA akan menjalani hari-hari di masa pensiun nanti.

Bagaimana bentuk rumah tinggal ANDA di masa tua nanti? Apakah cukup rumah sederhana di lingkungan perdesaan yang jauh dari polusi kota? Atau menginginkan rumah yang besar yang bisa menampung anak dan cucu dan berlokasi di dekat sanak keluarga?

Bagaimana gaya hidup yang ANDA inginkan?Apakah ANDA ingin menghabiskan waktu untuk hobi seperti memancing, berkebun, golf, dan lain-lain?Atau ANDA suka berjalan-jalan ke luar negeri?Atau ANDA ingin menghabiskan waktu bersama keluarga, ingin bermain bersama cucu-cucu yang masih kecil?

Bagaimanapun juga kehidupan yang ANDA inginkan tentunya akan jauh lebih baik bila ANDA mandiri secara finansial. Artinya, ANDA memiliki uang yang cukup untuk membiayai kehidupan sendiri, tidak bergantung kepada anak, ataupun pihak-pihak lain.

Darimanakah penghasilan yang dapat ANDA gunakan untuk membiayai kehidupan yang ANDA inginkan di hari tua nanti? Dengan asumsi ANDA sudah tidak bekerja lagi, maka sudah tidak ada penghasilan dari gaji lagi.

Satu-satunya yang dapat ANDA andalkan nantinya adalah tabungan hari tua ANDA. Tabungan yang ANDA sisihkan setiap bulannya di masa muda,yang tujuannya adalah untuk dipergunakan di masa pensiun nanti.

Untuk itu ANDA memerlukan rencana keuangan.Rencana keuangan untuk hari tua. Di dalam rencana ini,ANDA menghitung berapa biaya yang akan dibutuhkan untuk kehidupan di hari tua nanti, dan dikalikan dengan faktor inflasi. Setelah itu ANDA memilih produk investasi apa yang sesuai dengan kepribadian ANDA.Dengan perkiraan besarnya return dari investasi tersebut,dan berapa tahun jangka waktu yang dapat dipergunakan untuk berinvestasi, ANDA dapat memperkirakan berapa jumlah uang yang perlu disisihkan setiap bulannya untuk hari tua nantinya.

Misalkan saja Tono sekarang berumur 45 tahun, dan hendak pensiun pada umur 55 tahun. Dengan perkiraan gaya hidup yang Tono inginkan nantinya, Tono akan membutuhkan biaya sebesar Rp. 3.000.000,- per bulannya. Dengan perkiraan faktor inflasi sebesar 10% per tahun, pada umur 55 tahun nantinya Tono akan membutuhkan uang sebesar Rp. 7.781.227,-per bulannya. Dengan perkiraan Tono hidup hingga umur 75 tahun, maka jumlah total uang yang Tono perlukan di sepanjang hari tuanya adalah 20 x 12 x Rp. 7.781.227,- atau Rp. 1.867.494.480. Artinya dalam waktu 10 tahun, Tono harus menginvestasikan uangnya hingga mencapai jumlah Rp. 1.867.494.480,- agar dapat hidup sesuai dengan gaya hidup yang dia mau. Untuk mencapai tujuan tersebut, Tono berinvestasi di reksa danasaham dengan rata-rata return 20% per tahun. Nah, dengan kalkulator finansial, Tono dapat memperhitungkan bahwa jumlah yang perlu diinvestasikan setiap bulannya adalah Rp. 1.238.170,- Dengan menginvestasikan uang sebesar Rp. 1.238.170,- per bulannya,maka pada umur 55 tahun nanti Tono dapat pensiun dengan gaya hidup yang diinginkannya. Uang yang diinvestasikan pada masa ini nantinya akan ditarik sebesar Rp. 7.781.227,- setiap bulannya untuk membayar biaya hidup Tono. Bagaimana dengan Anda, ANDA? Apakah Anda sudah merencanakan finansial untuk di masa pensiun nanti. Apabila belum, segeralah membuat rencana ANDA sekarang juga.ANDA dapat mencoba untuk menghitung kebutuhan dana pensiun yang Anda perlukan. Para pakar perencaan keuangan selalu mengatakan bahwa dalam perencanaan keuangan, waktu adalah teman kita. Semakin cepat kita membuat rencana keuangan, maka banyak waktu yang tersedia untuk mengembangkan nilai investasi kita, hingga akhirnya semakin kecil harga yang perlu kita bayar untuk mengimplementasikan rencana tersebut. Segeralah merencanakan hari tua ANDA, mulai dari saat ini juga!

Mengapa perlu persiapan dana pendidikan ?

Kita sering menanyakan kepada Anak-Anak Kita , Apakah Cita-cita mereka ?

Ada yang menjawab ingin menjadi Dokter, Insinyur, Pengacara, Arsitek bahkan ingin menjadi presiden.




Bagaimana rasanya jika Anak Anda tidak bisa meneruskan bersekolah ?Bagaimana rasanya apabila Anak Anda tidak bisa mencapai cita-cita yang diinginkannya ?Dan semuanya itu dikarenakan tidak ada biaya !!! Yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pendidikan untuk Anak Anda, adalah pertama-tama Anda harus menentukan kemana mereka mau disekolahkan ? Berapa besar biayanya ? Dan apakah anda sudah siap ???




Tahukah Anda berapa kenaikan inflasi rata-rata 10-15 tahun yang akan datang ? Berapa kenaikan rata-rata biaya pendidikan ?Rata-rata kenaikan biaya pendidikan hampir mencapai 2 x inflasi rata-rata ( 2 x 12% = 24% per tahun )Contoh :Jika biaya kuliah saat ini Rp 17.650.000/ thn , maka biaya total pendidikan selama 4 tahun menjadi Rp 70.000.000 ( Nilai saat ini ). Dengan asumsi inflasi 10% per tahun, maka biaya kuliah pada waktu 16 tahun kemudian akan menjadi Rp 392.530.162.





Mengapa perlu persiapan dana pendidikan ?
· Investasi untuk masa depan anak Anda .· Semakin sedikit lapangan pekerjaan , semakin banyak jumlah pencari kerja.· Jumlah sekolah tidak sebanding dengan jumlah murid yang mendaftar.· Biaya pendidikan yang SEMAKIN TINGGI.





Jenjang pendidikan saat ini :
· Pra-sekolah· Taman Kanak-Kanak Kecil / TK besar· Sekolah Dasar ( SD )· Sekolah Menengah Pertama ( SMP )· Sekolah Menengah Umum ( SMU )· Akademi· Diploma 3 ( D3 )· Sarjana Strata 1 ( S1 )· Sarjana Strata 2 ( S2 ), MM, MBA· Sarjana Strata 3 ( S3 ), PhD





Realitas
· Minimum pendidikan yang dibutuhkan untuk mencari pekerjaan kantoran di Indonesia saat ini adalah Akademi atau Diploma 3 (D3)· Lulusan baru ( fresh graduate ) Sarjana Strata 1 dalam negeri mempunyai potensi penghasilan lebih besar dari lulusan baru Akademi dan Diploma 3.· Lulusan baru ( fresh graduate ) Sarjana Strata 2 dalam negeri mempunyai potensi penghasilan lebih besar dari lulusan baru Strata 1.· Lulusan baru ( fresh graduate ) Sarjana Strata 1 luar negeri mempunyai daya saing dan daya jual lebih dalam mendapatkan pekerjaan dibandingkan lulusan S1 dalam negeri , kecuali S1 dari universitas unggulan.· Lulusan baru sarjana Strata 2 Luar negeri mempunyai potensi untuk duduk di Management , minimum level Assistant Manager.


Mempersiapkan Dana Pendidikan


1. Tentukan sampai sejauh mana anda ingin membiayai pendidikan anak.


2. Tentukan kira-kira kemana anda akan mengirimkan anak tersebut untuk masing-masing jenjang yang ingin anda biayai.


3. Untuk masa kuliah, tentukan apakah anda menginginkan mengirim anak kita untuk bersekolah ke luar negeri (biaya sekolah di luar negeri beberapa kali lebih mahal dari sekolah di dalam negeri).


4. Mengidentifikasi berapa besar biaya sekolah tersebut dalam nominal sekarang.


5. Tentukan berapa lama lagi anak-anak tersebut akan memasuki jenjang pendidikan yang ingin dibiayai (untuk pendidikan di luar negeri harus diperhitungkan biaya hidup)


6. Tentukan berapa besar rata-rata kenaikan biaya sekolah pertahun.


7. Seberapa besar tabungan pendidikan yang sudah dialokasikan.


8. Dapat diketahui berapa besar kekurangan yang dibutuhkan dan harus diinvestasikan menggunakan perhitungan.

Financial Check Up

Di bidang kesehatan, dokter menyarankan untuk secara berkala melakukan check-up. Mengapa? Karena dengan adanya check-up, kita dapat mendeteksi keberadaan penyakit-penyakit sejak dini. Dengan adanya deteksi lebih awal, kita dapat mengambil tindakan secepatnya dan mencegah kerugian lebih lanjut.

Sama halnya dengan keuangan. Anda juga disarankan untuk selalu melakukan check-up terhadap keuangan Anda. Check-up financial dapat membantu Anda dapat mendeteksi adanya kemungkinan “penyakit-penyakit keuangan”, seperti:
· Terlalu boros· Terlalu banyak hutang · Kekurangan uang tunai pada masa darurat · Kekurangan investasi untuk masa depan · Gejala kebankrutan

Dengan adanya deteksi dini, Anda dapat segera mengambil tindakan untuk mencegah kerugian lebih lanjut. Mencegah lebih baik daripada mengobati, bukan?

Finansial check-up akan sangat membantu mengidentifikasi kemungkinan gangguan keuangan pada keluarga secara dini. Dengan begitu Anda dapat mengambil tindakan yang harus dilakukan untuk memperbaikinya.

Untuk itu dibutuhkan alat atau tools untuk melakukan check-up ini seperti halnya dokter dalam memeriksa kesehatan kita. Secara umum pemeriksaan kondisi keuangan dilakukan dengan menghitung rasio-rasio atau perbandingan-perbandingan tertentu dan menyimpulkan hasilnya. Ada tiga titik kritis yang wajib diperiksa:

1. Situasi seputar masa kini, diukur dengan likuiditas (ketersediaan uang tunai untuk membayar keperluan rutin dan keperluan mendesak).
2. Dampak keputusan hutang masa lalu, diukur dengan solvabilitas (kemampuan untuk membayar kewajiban hutang pada saat jatuh tempo).
3. Kondisi masa depan, diukur dengan rasio produktivitas aset dari hasil menabung atau berinvetasi.

Likuiditas Check-Up

Secara umum, semua keluarga akan memerlukan tingkat likuiditas tertentu untuk menjaga kemampuan membayar pengeluaran rutin mereka. Pemeriksaan tingkat likuiditas keuangan dapat dilakukan menggunakan rasio likuiditas, yang dapat dihitung dengan membandingkan antara aset likuid yang berupa uang tunai, tabungan dan deposito dengan kebutuhan rata-rata satu bulan. Sebagai contoh, misalkan jumlah uang tunai, tabungan dan deposito adalah Rp 5.000.000 dan jumlah pengeluaran bulanan Rp 3.000.000. Dari data ini, rasio likuiditas = 5.000.000 : 3.000.000 = 1,67. Rasio ini menunjukkan kemampuan aset likuid untuk menutup kebutuhan bulanan selama 1,67 bulan atau 1 bulan 20 hari.

Secara umum angka rasio yang disarankan antara 3 s/d 6 bulan (dana darurat). Rasio yang terlalu kecil bisa menyulitkan pemenuhan kebutuhan sehari-hari, apalagi bila terjadi risiko yang dampaknya jangka pendek, seperti rumah rusak perlu perbaikan dan lain-lain.

Sebaliknya, rasio likuiditas yang terlalu besar, melebihi kebutuhan menyebabkan ketidakefisienan dalam mengelola aset. Aset berupa uang tunai tidak akan memberikan hasil yang maksimal malah menurun termakan inflasi. Rasio likuiditas terlalu besar akan menutup kemungkinan untuk memperoleh keuntungan investasi dari aset yang dimiliki. Dengan demikian, harus selalu diusahakan untuk menjaga likuiditas pada tingkat tertentu sesuai dengan keadaan keuangan dan pola kehidupan.

Hutang Check-Up

Selanjutnya check-up yang berkaitan dengan masalah hutang. Dalam bahasa keuangan masalah ini dikenal dengan istilah solvabilitas, yaitu kemampuan untuk membayar cicilan hutang pada saat jatuh tempo. Bagaimana cara mengukurnya? Cara mengukurnya adalah dengan menghitung rasio pembayaran hutang terhadap pendapatan.

Rasio pembayaran cicilan hutang dapat dipergunakan untuk mengukur tingkat kemampuan membayar kewajiban cicilan hutang dalam satu periode waktu, atau mengukur tingkat pengeluaran bagi pembayaran hutang. Cara menghitungnya adalah dengan membandingkan total cicilan hutang yang harus dibayar dalam periode waktu tertentu dengan total penghasilan dalam periode waktu yang sama.

Contoh, bila total kewajiban cicilan hutang yang harus dibayar dalam waktu satu tahun adalah Rp 18.500.000 sedangkan total pemasukan satu tahun Rp 73.000.000, sehingga rasio = 18.500.000 / 73.000.000 = 0,25.

Ini berarti 25 % penghasilan Anda telah teralokasikan untuk membayar hutang, atau dengan kata lain anda masih memiliki 75 % penghasilan untuk dikelola secara bebas. Rasio maksimum yang dianjurkan adalah sekitar 30%, lebih dari itu akan sangat menganggu pengeluaran anda. Sebaiknya pengambilan keputusan untuk berhutang selalu didasarkan pada arus kas riil, artinya pemasukan hanya diperhitungkan sebagai pendapatan apabila sudah benar-benar diterima. Sebagai contoh, bila dalam tahun ini Anda merencanakan menjual aset berupa tanah, pemasukan hanya bisa dicatat saat Anda telah menerima uang penjualan tersebut.

Produktivitas Aset Check-Up

Pengeluaran dari penghasilan setiap orang dapat dikelompokkan menjadi tiga pos utama, yaitu:

1. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
2. Untuk membayar hutang.
3. Untuk menabung dan berinvestasi.

Dua pos pengeluaran pertama telah kita bahas. Selanjutnya, mari kita lihat mengenai pos menabung dan berinvestasi. Membayar hutang berkaitan dengan keputusan keuangan masa lalu. Kebutuhan sehari-hari adalah masalah keuangan masa kini. Menabung dan berinvestasi adalah urusan untuk kepentingan masa depan.Tanpa adanya tabungan dan investasi, sebenarnya apa yang kita kerjakan hanya akan berjalan sampai masa kini saja, atau ekstrimnya, kita tidak memiliki masa depan (madesu = masa depan suram). Selama penghasilan masih mampu menutupi pengeluaran, dampak langsungnya belum dirasakan. Kebanyakan orang adalah seperti ini. Manakala terdapat gangguan terhadap penghasilan, kehidupan keuangan akan segera terganggu, yaitu mengalami defisit.Tanpa tabungan dan investasi, defisit ini tidak akan segera dapat ditutup, bahkan kemungkinan akan membesar dan membahayakan stabilitas keuangan. Tanpa surplus penghasilan, akan sangat sulit untuk melakukan perencanaan keuangan guna menjamin kondisi keuangan yang baik di masa depan, terlebih untuk jangka panjang.Untuk mengukur kekuatan menabung dan investasi digunakan rasio kekuatan menabung. Cara menghitungnya adalah dengan membandingkan jumlah uang yang ditabung untuk tujuan investasi dengan pendapatan.Sebagai contoh apabila jumlah tabungan dalam satu tahun Rp 8.000.000, sedangkan jumlah penghasilan tahunan Rp 73.000.000, maka rasio kekuatan menabung = 8.000.000 / 73.000.000 = 0,11 atau 11%. Mulailah menabung secara regular minimal 10% dari penghasilan bersih bulanan.Ada satu alat atau rasio lagi yang bisa membantu kita untuk melihat kekuatan investasi dalam menopang keuangan keluarga melalui rasio aset investasi dengan kekayaan bersih. Rasio kekuatan investasi menggambarkan tingkat ketergantungan kekayaan terhadap hasil investasi. Rasio ini dihitung dengan cara membandingkan pendapatan dari aset investasi dengan kekayaan bersih (aset – kewajiban).Contoh, apabila total aset Rp. 430.000.000 dan total hutang adalah Rp 150.000.000 dan pendapatan aset investasi (bisa berupa bunga, dividen, sewa property dan lain-lain) Rp 3.000.000, maka rasio kekuatan investasi = 3.000.000 / ( 430.000.000 – 150.000.000) = 0,01. Artinya hanya 1% kekayaan anda diperoleh melalui investasi, sehingga ketergantungan pada pendapatan di luar investasi, biasanya berupa gaji, sangat dominan. Semakin besar rasio ini akan semakin bagus. Bila telah mendekati angka 1 atau melampauinya, praktis anda tidak perlu bekerja lagi, karena penghasilan dari investasi telah mencukupi seluruh kebutuhan anda. Inilah tujuan masa pensiun yang diidam-idamkan oleh setiap orang, hidup berkecukupan dari hasil investasi yang kita miliki.

Rabu, 13 Juli 2011

Prudential, We Are Number One Lyrics

We all share the same destination
We all work together as one
In this place there’s only one vision
And that’s to be the NUMBER ONE

We all have the right combination
Care and quality there’s no compromise
Doing the very best will be our mission
It’s something that we need to realize
It’s something very special in our eyes

We are PRUDENTIAL
Our values mean a lot
We are the people
Who’ll give it all we’ve got
With a sunny disposition
We can overcome the odds
Yes we have a valid reason to believe
We are NUMBER ONE

Take one more step
Reach out for excellence
We’ll do whatever it takes to touch the sky
And we’ll help each other reach our aspiration
We know that we can do it if we strive

We are Prudential
Our values mean a lot
We are the people
Who’ll give it all we’ve got
With a sunny disposition
We can overcome the odds
Yes we have a valid reason to believe
We are NUMBER ONE

We are NUMBER ONE
We are NUMBER ONE

Selasa, 05 Juli 2011

Belajar Menjadi Kaya Bersama Safir Senduk


Buku Safir Senduk yang berjudul “Siapa Bilang Jadi Karyawan Nggak Bisa Kaya?” ini menitikberatkan pada pentingnya Money Management yang menitikberatkan pada dua point utama : Saving dan Investment. Lima kiat yang ditekankan oleh Mas Safir adalah :



1. Beli dan Miliki Sebanyak Mungkin Harta Produktif

Harta produktif adalah harta yang memberikan penghasilan pasif bagi kita. Apa artinya ? Meskipun Anda bukanlah seorang pengusaha, Anda harus belajar untuk menjadikan harta Anda sebagai aset yang bekerja untuk Anda. Menjadi kaya tidak harus berpenghasilan besar, kata Safir Senduk. Menjadi kaya adalah permasalahan mengelola harta Anda dan menjadikannya sebagai aset yang bekerja, berapapun penghasilan Anda. Salah satu caranya adalah dengan melakukan saving dan menjadikan harta Anda sebagai aset / investasi bisnis.

Catatan : jika Anda adalah muslim yang baik, maka pertimbangkan kembali bermain saham (Reksadana) sesuai dengan kaidah halal dan haram. Pikirkan kembali, apakah bermain saham sama dengan judi ? Silahkan merujuk kepada Al Qur’an dan Sunnah.



2. Atur Pos Pengeluaran

Catat seluruh pos pengeluaran. Bedakan dan kualifikasikan pos pengeluaran menjadi biaya hidup, cicilan utang dan premi asuransi (jika punya). Urutan yang harus Anda penuhi terlebih dahulu justru : cicilan utang, premi asuransi, baru biaya hidup. Mengapa ? Silahkan baca bukunya.



3. Hati-hati dengan Utang

Di dalam Islam, utang bisa mencegah tertundanya pahala syahid seorang syuhada. Dari sini seseorang harus benar-benar paham, utang harus dilakukan secara hati-hati dan penuh dengan pertimbangan dan perhitungan. Mas Safir akan memberikan tips-tips sederhana untuk behati-hati melakukan utang.



4. Sisihkan Pos Pengeluaran Masa Depan

Jangan berpikir terlalu sederhana menghadapi pos pengeluaran. Pastikan Anda tidak melewatkan pos-pos pokok berikut, bila Anda memang menghargai kerja keras Anda selama ini :

- Pendidikan Anak

- Pensiun

- Properti (rumah)

- Bisnis

- Liburan dan perjalanan ibadah



5. Miliki Proteksi

Asuransi adalah hal yang kurang lazim, umumnya di kalangan warga kota menengah dan kecil. Mas Safir memberikan gambaran yang cukup sederhana mengapa perlu proteksi terhadap aset yang kita miliki. Sebuah pilihan saja, tapi menarik untuk dikaji.



Nah, silahkan membaca isi buku ini lebih lanjut. Harapannya, kita tidak mudah mengeluh dengan kadar rizki dari Allah SWT. Amiin

Anda ingin baca bukunya, klik di sini.

Benar Ternyata, Menulis itu butuh Konsistensi

Bagi sebagian orang mungkin menulis bukan hal yang penting. Bahkan boleh jadi, bukan sesuatu yang harus jadi prioritas. Bagi Aku, menulis it...