Kamis, 18 Agustus 2011

Mari Menghitung Kebutuhan Asuransi Jiwa Anda


Melanjutkan tulisan kami sebelumnya, maka pada tulisan kali ini kami akan berbagi kiat bagaimana menghitung besaran uang pertanggungan (UP) yang idealnya Anda persiapkan. Asuransi Jiwa adalah salah satu bentuk proteksi wajib yang dimiliki oleh seseorang terutama kepala keluarga yang menjadi tulang punggung utama pencari nafkah bagi
keluarganya. Bila Anda termasuk hal demikian, maka Anda wajib diasuransikan! Mengapa? Karena tentu saja untuk menyiapkan diri Anda dan keluarga Anda bila nasib membawa Anda pada kondisi terburuk yaitu meninggal. Dalam artian Anda sebagai tulang punggung nafkah keluarga meninggal di saat istri dan anak-anak Anda masih dalam tanggungan Anda. Sehingga bila Anda meninggal maka suramlah kondisi keuangan dan pencari nafkah anak istri Anda. Bayangkan bagaimana masa depan finansial keluarga Anda kelak, jatuh ke jurang kemiskinan adalah suatu hal yang semakin nyata bagi keluarga yang Anda tinggalkan.
Nah, kalau demikian selanjutnya bagaimana cara kita menentukan uang pertanggungannya? Kita lihat kembali manfaat dan tujuan adanya Uang Pertanggungan adalah sebenarnya sebagai “peninggalan” atau bentuk tanggung jawab Anda untuk keluarga yang ditinggalkan. Dengan maksud agar mereka tetap dapat bisa “dinafkahi” oleh “peninggalan” Anda tersebut melalui Uang Pertanggungan dalam jangka waktu tertentu, yang paling tidak sampai dirasa mereka yang ditinggalkan sudah mampu mandiri mencari nafkah.

Dalam kondisi ini beberapa pakar keuangan merekomendasikan paling tidak uang pertanggungan tersebut mampu menafkahi keluarga Anda selama 10 tahun ke depan. Jadi misalnya rata-rata pengeluaran bulanan keluarga Anda misalnya adalah Rp. 3.000.000 maka paling tidak Uang Pertanggungan asuransi jiwa yang Anda butuhkan adalah sebesar Rp. 360.000.000.

Bagi Anda yang tidak mau repot mengkalkulasi manual, maka dapat mennggunakan software MyFamily Accounting. Di aplikasi ini selain dapat mengkalkulasi Asuransi Jiwa juga dapat mengkalkulasi kebutuhan dana Pensiun dan Pendidikan Anak. Semua serba otomatis dan ada ilustrasi berupa grafik yang menarik.

Nah, setelah mendapatkan jumlah kebutuhan Uang Pertanggungan selanjutnya Anda tinggal menseleksi kemudian memilih salah satu dari produk-produk asuransi jiwa yang ada. Dari banyak pilihan yang tersedia Anda akan dapat memilih mana yang lebih tepat buat kebutuhan Anda beserta uang premi asuransi nya. Selamat menghitung dan memilih asuransi jiwa….

Apa Saja Sih Asuransi yang Wajib Dimiliki Keluarga?


Hidup memang tidak selamanya mulus seperti yang direncanakan. Di tengah jalan kehidupan keluarga, peluang terjadinya resiko-resiko yang tidak diinginkan dan tidak disangka-sangka. Dampak dari resiko tersebut tidak hanya berupa psikologis namun juga bisa berdampak pada kemerosotan finansial keluarga dalam jangka panjang. Bahkan tidak sedikit dampak dari resiko tersebut menjadi pangkal menuju jurang kemiskinan sebuah keluarga.

Resiko-resiko yang suatu saat bisa terjadi tersebut sebenarnya bisa kita antisipasi atau bisa diminimalkan dampaknya. Dengan kata lain dengan mengikuti pepatah “sedia payung sebelum hujan”. Adapun salah satu alat untuk mengantisipasi dampaknya adalah dengan mengambil asuransi. Pada hakikatnya Asuransi memang digunakan dan bermanfaat sebagai antisipasi terjadinya resiko-resiko yang tidak kita inginkan. Sehingga dengan memiliki asuransi berarti kita sudah mempersiapkan “payung” bila terjadinya “hujan” resiko.

Apa saja sih asuransi yang wajib atau sangat perlu dimiliki oleh sebuah keluarga? Mari kita bahas satu per satu.

1. Asuransi Kematian. Kematian adalah sesuatu yang pasti, hanya saja kita tidak pernah tahu kapan hal itu akan terjadi. Coba bayangkan bila seorang kepala keluarga yang menjadi satu-satunya sandaran pencari nafkah keluarga bagi istri dan anak-anaknya meninggal. Dampaknya akan sangat terasa bagi keluarga yang ditinggalkan. Mulai dari pemenuhan kebutuhan sehari-hari, biaya sekolah anak-anak, dan kebutuhan pokok lainnya. Terutama adalah masa depan anak-anak yang bisa menjadi suram. Oleh karena itu memiliki asuransi kematian bagi seorang kepala keluarga atau yang menjadi tumpuan mencari nafkah sudah sangat mutlak. Adapun strategi, perhitungan dan hal-hal teknik memiliki produk asuransi kematian beserta uang pertanggungannya akan kami bahas di posting selanjutnya.
2. Asuransi Kecelakaan. Musibah kecelakaan juga sesuatu hal yang terkadang disebabkan oleh di luar kuasa/kendali kita. Sedang berkendara dengan baik tiba-tiba ditabrak atau diserempet hingga menyebabkan patah tulang, gegar otak atau bahkan cacat tubuh tetap. Sedang bekerja di lapangan, terjadi musibah kerja hingga membuat cacat, dan kejadian lainnya yang disebabkan kelalaian/kecerobohan kita sendiri. Kalau sudah begini, tentu saja sebagai kepala keluarga sudah tidak bisa produktif menafkahi keluarga. Sehingga sumber penghasilan keluarga yang bersandar penuh pada kepala keluarga akan berkurang drastis hingga berhenti sama sekali. Untuk itulah asuransi untuk mengantisipasi resiko kecelakaan ini sudah semestinya dimiliki oleh seorang kepala keluarga. Karena dampaknya hampir sama dengan resiko kematian, sehingga dengan menyiapkan asuransi kecelakaan ini berarti kita sudah menyiapkan “payung” penting untuk menghadapi salah satu resiko terbesar dalam hidup sebagai kepala keluarga.
3.Asuransi Kesehatan. Setiap orang pasti pernah merasakan sakit, mulai dari sakit paling ringan sejenis flu hingga paling berat dan parah seperti stroke, jantung dan yang mematikan lainnya. Bayangkan bila kita tiba-tiba terserang salah satu penyakit yang mematikan hingga membuat kita tidak berdaya dalam jangka waktu lama. Sudah pasti dampaknya akan sama saja dengan kecelakaan bahkan kematian seperti yang diuraikan di atas. Bahkan lebih parah lagi kondisi tersebut akan semakin memperparah beban finansial keluarga karena ongkos ongkos perawatan sehari-hari yang kita tahu semakan lama semakin mahal. Untuk itu perlindungan asuransi untuk kesehatan ini bagi para kepala keluarga sumber pencari nafkah perlu juga dimiliki.

Inilah 25 Sumber Penghasilan Seorang Dosen

Menjadi seorang Dosen di negeri ini merupakan salah satu pekerjaan yang memiliki tingkat strata sosial ekonomi yang cukup disegani. Pada tulisan kali ini kami akan mencoba mengulas sumber-sumber penghasilan yang dapat diperoleh oleh seorang dosen. Sehingga mungkin kita menjadi tahu seperti apa sih peluang penghasilan-penghasilannya tersebut.

Gaji Pokok. Hampir sama dengan profesi/pekerjaan yang lain, seorang dosen juga mendapat penghasilan tetap berupa gaji pokok yang diterima setiap bulan.
Tunjangan. Tunjangan ini diterima setiap bulan dengan memperhatikan berbagai aspek jabatan dan golongan serta derajat akademik sang dosen.
Honor Transport Mengajar. Penghasilan ini diterima sesuai dengan kehadiran sang dosen dalam mengajar. Biasanya akan direkapitulasi secara berkala dalam setiap bulannya.
Uang Rapat. Setiap rapat resmi yang diikuti oleh dosen, maka akan menerima uang transport juga. Sehingga bagi dosen yang memiliki multijabatan, pasti akan sering mengikuti rapat dalam setiap bulannya. Mulai di level Program Studi hingga Rektorat.
Honor Dosen Wali. Honor ini didapat biasanya dalam setiap semester, karena dosen ditugaskan untuk membimbing beberapa mahasiswa sebagai dosen wali.
Honor Membimbing Mahasiswa PKL (Praktek Kerja Lapangan). Honor ini didapat seorang dosen karena telah melakukan pembimbingan atas seorang mahasiswa dalam mengerjakan PKL atau Kerja Praktek (KP).
Honor Membimbing Mahasiswa Tugas Akhir (Skripsi). Honor ini didapat seorang dosen karena telah melakukan pembimbingan atas seorang mahasiswa dalam mengerjakan Tugas Akhir (Skripsi).
Honor Membimbing Mahasiswa Tugas Proyek. Honor ini didapat seorang dosen karena telah melakukan pembimbingan atas sekelompok mahasiswa dalam mengerjakan Tugas Proyek.
Honor Menguji Laporan PKL Mahasiswa. Bila tidak berperan sebagai pembimbing, maka dosen juga bisa berperan sebagai penguji dalam ujian PKL mahasiswa yang dibimbing oleh dosen lain.
Honor Menguji Laporan Tugas Akhir Mahasiswa. Bila tidak berperan sebagai pembimbing Tugas Akhir, maka dosen juga bisa berperan sebagai penguji dalam ujian Tugas Akhir mahasiswa yang dibimbing oleh dosen lain.
Honor Menguji Laporan Tugas Proyek Mahasiswa. Bila tidak berperan sebagai pembimbing Tugas Proyek, maka dosen juga bisa berperan sebagai penguji dalam ujian Tugas Proyek kelompok mahasiswa yang dibimbing oleh dosen lain.
Honor Sebagai Peneliti. Banyak sumber-sumber dana penelitian yang bisa digali oleh seorang dosen, yang biasanya selalu dianggarkan setiap tahun. Baik sumber dana penelitian internal kampus maupun dari luar termasuk pemerintah.
Honor Reviewer Penelitian. Bagi dosen yang lumayan senior dan masuk sebagai kualifikasi reviewer maka menjadi reviewer merupakan salah satu sumber penghasilan yang dapat dinikmati.
Honor Menulis Diktat Kuliah. Membuat diktat biasanya diwajibkan bagi seorang dosen di dalam setiap mata kuliah.
Honor Menulis Modul Praktikum. Membuat modul biasanya diwajibkan bagi seorang dosen di dalam setiap mata kuliah praktikum.
Honor Dosen Pengampu Praktikum. Bagi dosen yang mengampu praktikum, maka akan ada lagi beberapa pemasukan dari laboratorium praktikumnya. Seperti kehadiran, pembuatan soal pre test/post test, dll.
Honor Menulis Soal Ujian MID/Akhir Semester. Membuat soal ujian pun seorang dosen akan menerima honor pembuatan soal.
Honor Mengoreksi Ujian MID/Akhir Semester. Setiap satu lembar hasil ujian/jawaban mahasiswa dalam ujian MID/akhir semester yang dikoreksi oleh dosen, maka akan mendapatkan kompensasi honor koreksi hasil ujian.
Honor/Royalti Menulis Buku. Bagi dosen-dosen yang cukup produktif menulis buku, maka sumber penghasilan yang satu ini menjadi cukup menjanjikan. Karena uang royalti akan terus menerus diterima, selama buku yang ditulis masih laku terjual.
Honor Menulis Artikel di Koran/Majalah. Menulis di koran/majalah dapat juga sebagai alternatif penghasilan, karena cukup menulis beberapa paragraf, maka akan bisa menerima honor tulisannya tersebut.
Honor Menulis Paper Ilmiah. Menulis paper ilmiah merupakan pekerjaan wajib yang harus dilakukan seorang dosen. Karena ini menjadi bukti eksistensi mereka di dunia akademik yang digeluti. Setiap paper yang berhasil diterima di dalam dan luar negeri, biasanya sang dosen akan menerima kompensasi tertentu. Selain ada kesempatan jalan-jalan ke luar negeri gratis.
Gaji Sebagai Staf Ahli. Bisa kita lihat saat ini mulai dari anggota DPRD, DPD, DPR, Menteri hingga Presiden selalu memiliki staf ahli. Nah, biasanya staf ahli ini berasal dari dunia kampus, apalagi dosen tersebut telah bergelar Profesor atau Doktor. Sehingga selain jabatan bergengsi, menjadi staf ahli lumayan menambah penghasilan bagi seorang dosen.
Honor Mengajar Sebagai Dosen Terbang. Bagi dosen-dosen yang terkenal dan beruntung, maka biasanya akan kerap diminta mengajar sebagai dosen tamu/terbang ke beberapa perguruan tinggi yang di daerah. Selain bisa jalan-jalan sang dosen tentunya mendapat penghasilan tambahan dari sana.
Honor Sebagai Konsultan/Tenaga Ahli. Tidak jarang seorang dosen yang pakar dalam bidang tertentu banyak yang membuka praktek sebagai konsultan, atau paling tidak ilmu dan kemampuannya digunakan oleh pihak-pihak tertentu seperti pemerintah/swasta sebagai konsultan.
Honor Sebagai Pembicara Seminar/Instruktur Workshop. Tidak jarang biasanya dosen-dosen yang menjadi “selebritis” laris dipanggil untuk mengisi seminar-seminar di kampus-kampus. Apalagi topik seminar/workshop yang dibawakan sedang trend, sehingga hampir dipastikan jadwal sang dosen akan padat sekali dalam setiap minggunya.

Nah, kurang lebih itulah 25 sumber penghasilan seorang Dosen. Besaran jumlah (nominal) honor/penghasilan yang diterima bervariasi dan berbeda berdasarkan pengalaman, gelar akademik (S1, S2, S3, Guru Besar), hingga jabatan/golongan yang disandang oleh seorang dosen.

Menjadikan Personal Finance Mata Kuliah Wajib di Perguruan Tinggi

Di strata kuliah perguruan tinggi, biasanya ada mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa atau yang sering disebut Mata Kuliah Umum (MKU). Mata kuliah ini mengajarkan ilmu wajib yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa dari berbagai macam Program Studi, dengan tujuan agar mahasiswa nantinya memiliki keseragaman berfikir dan juga faham pengetahuan tersebut. Ambil contoh kita pasti masih ingat dengan mata kuliah Pancasila, Bahasa Inggris, Pendidikan Agama, dll.

Dari hal tersebut di atas, terbersit ide mungkinkah ilmu personal finance, atau bahasa umumnya kecerdasan finansial/melek finansial dijadikan mata kuliah wajib di Perguruan Tinggi? Menurut kami dan mungkin pembaca selkaian sangat setuju dengan usul tersebut. Mengapa? Karena saat ini semakin kita sadari bahwa melek finansial sudah menjadi sebuah keharusan dan bahkan seyogyanya ilmu ini seharusnya sudah sejak dulu diberlakukan sejajar dengan mata kuliah Pancasila, Bahasa Inggris, Pendidikan Agama tersebut.

Beberapa alasan kuat mengapa mata kuliah kecerdasan finansial sudah selayaknya mulai diajarkan di perguruan tinggi:

Uang adalah sesuatu yang sudah melekat dan dikenali oleh setiap orang sejak masih Balita.
Kebanyakan sejak kecil kita tidak diajarkan bagaimana mengenali dan mengatur uang dengan baik, dan kondisi ini berlanjut terus hingga dewasa. Sehingga berdampak terhadap perilaku dan keputusan-keputusan finansial kita kelak yang bingung dan tidak teratur dalam mengelola kehidupan finansialnya.
Semakin dini mengenal tentang uang, maka akan membantu mengurangi kesengsaraan finansial kelak ketika sudah dewasa.
Kalau pemerintah peduli dengan ideologi Pancasila, dan pendidikan religi warganya. Maka sudah selayaknya pemerintah juga mulai peduli dengan tingkat kecerdasan finansial warga negaranya dari Sabang sampai Merauke.
Dan lain-lain, ada yang mau menambahkan?

Demikianlah tulisan singkat yang bersifat anjuran ini, semoga suatu saat bisa direalisasikan.

Berfikirlah 1000 Kali Bila Hendak Membeli Mobil Dengan Cara Kredit

Kalau saya tidak salah kutip dari suatu tulisan di majalah bisnis terkemuka di tanah air, sekitar 75% masyarakat Indonesia membeli mobil dengan cara kredit. Baik melalui bank atau pun lembaga pembiayaan (leasing) lainnya. Tentu saja ini merupakan pangsa pasar yang sangat menggiurkan bagi pihak pembiayaan/bank di satu sisi dan bagi konsumen/pembeli dengan membeli mobil (terutama mobil baru) dengan cara kredit mereka dengan hanya menyiapkan sekitar 10%-30% uang muka sudah dapat memiliki sebuah mobil. Tetapi sadarkah kita bahwa di balik mudahnya memiliki sebuah mobil dengan cara kredit tersebut, ternyata kita harus membayar cost yang teramat mahal. Saya akan beberkan di bawah ini perhitungan dan penjelasannya secara lengkap.

Pemahaman Konsumen yang Tidak Lengkap

Perhatikanlah, selama ini apabila kita ingin membeli mobil dengan cara kredit, pertimbangan dan persiapan utama kita adalah hanya pada kemampuan untuk membayar cicilan tiap bulannya. Padahal kita juga harus mempertimbangan banyak komponen biaya lainnya yang muncul dan harus kita bayar selama kepemilikan mobil tersebut dalam masa kredit, dan sayangnya ini lah yang paling banyak kita lupakan.

Baiklah sekarang saya akan bahas tentang bagaimana contoh simulasi sebuah konsumen yang membeli sebuah mobil dengan cara kredit di bawah ini yang kami ambil dari situs www.oto.co.id tanggal 18 September 2007:

Mobil : Toyota New Avanza 1500 cc

Harga Tunai : Rp. 131.300.000,-

Uang Muka : Rp. 32.825.000,- (25% dari harga tunai)

Asuransi : Rp. 10.635.300,- ( All risk 8,10%)

Cicilan : Rp. 3.787.500,-

Bunga : 12,82%% per tahun

Jangka waktu : 36 bulan

Administrasi : Rp. 475.000,-

Total Pembayaran Pertama : Rp. 47.772.800,-

Mari kita lihat proses pelunasan yang wajib dibayar oleh konsumen tersebut selama tiga tahun seperti yang kami tunjukkan pada tabel di file simulasi-mobil.pdf:

Hasil rekapitulasi:

Total Cicilan : Rp. 136.350.000

Total Biaya Bensin : Rp. 36.000.000

Total Biaya Pajak : Rp. 4.500.000

Total Biaya Pemeliharaan : Rp. 8.400.000

Total Seluruh Biaya Selama Masa Kredit 3 tahun : Rp. 227.360.300,-

Wow!, lihatlah bila masa kredit kita selesai maka kurang lebih total biaya yang harus kita keluarkan untuk mobil tersebut menjadi sangat besar…! Ingat lho uang segitu itu adalah uang hilang alias hangus. Perhatikan juga, biaya-biaya semacam pembelian bensin, pajak dan pemeliharaan kendaraan selama tiga tahun tersebut kebanyakan kurang menjadi perhatian kita ketika ingin kredit mobil. Padahal harus kita ingat juga bahwa mobil adalah benda yang akan mengalami penyusutan harga (deprisiasi) dari tahun ke tahun. Bila kita asumsikan penyusutan mobil tersebut kira-kira 8% (delapan persen) per tahun, maka setelah selesai masa kredit harga mobil baru kita tersebut akan menjadi:

Rp. 131.300.000 x 8% x 3 = Rp. 31.512.000. Berarti dalam waktu tiga tahun harga mobil kita menyusut sebesar angka tersebut. Sehingga mobil tersebut kini hanya bernilai Rp. 99.788.000. Coba bandingkan dengan total uang yang Anda bayarkan selama 3 tahun tersebut dengan kondisi nilai mobil kita kini! Sungguh sangat menyesakkan dada…

Bagaimana Kalau Diinvestasikan?

Sekarang misalnya dengan uang hangus sebesar Rp. 227.360.300 tersebut, bila kita tumbuhkembangkan misalnya ke salah satu instrumen investasi yang memiliki hasil return (bagi/imbal hasil) sebesar 10% per tahun (flat), dan kita endapkan selama 15 tahun. Berapa uang yang akan kita miliki kelak? Perhatikan tabel di file yang telah Anda download tadi.

Wow, lihatlah uang yang Anda simpan selama 15 tahun sekarang sudah mencapai hampir 1 Miliar rupiah… Nah sekarang tinggal Anda pilih, mau tetap ngotot beli mobil baru dengan cara kredit tapi dengan konsekuensi “menghanguskan” uang sebanyak itu? Atau dengan cerdas, tetap mengeluarkan uang sebanyak itu tetapi bukan untuk membeli mobil, melainkan dikembangbiakka dalam bentuk investasi seperti perhitungan di atas.

Solusi dan Kesimpulan

Memang mungkin ada yang sinis terhadap hitung-hitungan saya di atas, misalnya: “… kok kita jadi pelit banget ya sama uang, bukannya itu berarti kita jadi budak uang…?” atau juga misalnya “… selama 3 tahun itu kan kita bisa lancar menjalani segala urusan misalnya bisnis dll, sehingga bisa dapat uang banyak, jadi gak seberapalah uang yang dikeluarkan selama tiga tahun tersebut…“

Untuk komentar pertama bukannya kita pelit/jadi budak uang, tetapi bagaimana kita bisa bijaksana dalam memperlakukan uang tersebut. Apalagi di masa depan, kebutuhan akan uang tentu akan bertambah banyak misalnya pendidikan anak, dan pensiun. Untuk komentar kedua di satu sisi ada benarnya juga, tetapi tolong jujurlah dengan hati nurani kita, apa harus dengan membeli mobil baru dengan cara kredit untuk menunjang aktivitas sehari-hari dan bisnis Anda?

Menurut hemat saya, bila kita ingin membeli mobil dengan cerdas dan bijak adalah dengan membeli mobil second (dalam kondisi sangat ok) dan dibeli tunai. Dua kunci utama yaitu mobil bekas dan tunai, itu prinsipnya. Karena mobil bekas yang masih dalam keadaan bagus tidak kalah nyamannya bila kita membeli baru dan juga dengan fasilitas yang prima. Karena perlu kita ingat setiap mobil baru yang kita beli seketika keluar dari dealer, maka otomatis harganya/nilainya langsung turun. Dan mengapa harus dibayar tunai, karena tentu kita harus menghindari beban biaya yang harus kita tanggung (semisal bunga) yang harus kita bayar selama jangka waktu kredit tersebut.

Semoga dapat membantu menambah wawasan kita semua.

Memonitor Keuangan Pribadi

Rasanya baru kemarin terima gaji, tapi uang sudah tipis dan tidak tahu ke mana larinya. Agar hal ini tidak berulang terjadi, Anda seharusnya membuat anggaran dan belanja keuangan pribadi atau keluarga. Cobalah lewat online atau software praktis.

Atur Uang Secara Online

Bagi Anda yang memiliki koneksi internet, kini bisa mengontrol keuangan secara online. Anda tinggal mendaftar secara gratis di ngaturduit.com . Dengan memiliki account (akun) di web tersebut Anda bisa mengatur dan mengontrolnya dari mana saja selama ada jaringan internet melalui komputer maupun ponsel. Anda dan pasangan pun bisa memonitor bersama.

Menu-menu yang disediakan ngaturduit.com tergolong mudah dipahami. Fitur-fitur yang disediakan antara lain Budget untuk mengatur anggaran belanja dalam setiap bulan, mengatur rekening yang digunakan, mencatat setiap transaksi baik pendapatan maupun pengeluaran sampai rekapitulasi bulanan dan tahunan.

Kategori-kategori yang telah disediakan dalam menu transaksi termasuk lengkap antara lain makan minum, pakaian, hiburan, serta kesehatan. Setiap transaksi sebaiknya segera dicatat agar tidak lupa. Nah, kelebihan dari ngaturduit.com Anda bisa mencatat setiap transaksi secara realtime di manapun sesegera mungkin. Misalnya Anda baru melakukan pembelian baju di mal, Anda bisa segera mencatat transaksi tersebut dengan mengakses ngaturduit.com versi mobile dan transaksi pun langsung tercatat di akun Anda.

Di sini juga tersedia menu Transaksi Terjadwal yang berisi transaksi rutin yang terjadi setiap bulan seperti gaji, utang, dan lainnya.Untuk mencatat utang-piutang, Anda bisa mengatur utang dengan tempo yang bisa kita atur sesuai kapan harus dibayar.

Anda bisa mengontrol pengeluaran di menu Budget. Di menu ini ada grafik dan informasi jumlah anggaran dan jumlah yang yang telah dikeluarkan dam setiap kategorinya.

MyFamily Accounting yang dikeluarkan oleh Metasoft Technologies (MT) merupakan sebuah software yang membantu mengelola keuangan keluarga. Dengan sistem pencatatan transaksi keuangan yang sederhana sehingga orang awam pun bisa paham soal akutansi. Minimal untuk mencatat pengeluaran pribadi/keluarga.

Software ini membantu pengguna dalam membuat anggaran pendapatan dan belanja bulanan berdasarkan rata-rata realisasi pendapatan dan belanja bulan-bulan sebelumnya. Sehingga pengguna dapat mengetahui sejauh mana kemajuannya dalam mengatur keuangan.

Satu kemudahan software ini bisa pengguna lihat pada Intelligence Posting System. Pengguna hanya perlu menjawab berbagai baris pertanyaan yang diajukan sesuai dengan transaksi keuangan yang dilakukan. Dengan begitu, secara tidak sadar pengguna telah melakukan posting Jurnal Umum, Buku Besar dan Sistem Double Entry secara otomatis. Dan secara periodik sistem ini akan melakukan penghitungan penyusutan (depresiasi) secara otomatis dan langsung dengan menyesuaikan kondisi aset keluarga Anda secara keseluruhan.

Dengan harga terjangkau, pembeli berhak menerima garansi seumur hidup yang hanya berlaku pada software MyFamily Accounting sebagai intangible asset .

Ahmad, Ester

3 Jurus Atasi Boros



Apakah Anda selalu boros dalam pengeluaran Anda? Bila ya, maka tips dibawah ini mungkin bisa membantu Anda untuk mengatasi sifat boros Anda:

1. Buat batasan terhadap diri Anda sendiri.
Kenapa Anda tidak coba membatasi pengeluaran Anda sendiri dan mencoba mematuhi batas tersebut? Anda bisa coba membuat Anggaran Pengeluaran Keluarga dan mencoba mematuhi anggaran tersebut. Ingatlah bahwa salah satu gunanya membuat anggaran adalah untuk membatasi diri Anda sendiri dalam mengeluarkan uang. Sebagai contoh, kalau Anda rutin membeli baju baru setiap bulan, katakan Rp 200 ribu per bulan untuk pembelian baju baru setiap bulan. Mengenai tinggi rendahnya angka anggaran tersebut akan kembali lagi kepada Anda, karena kebutuhan setiap orang berbeda-beda. Anda baru disebut boros kalau pengeluaran Anda melebihi dari yang seharusnya, atau melebihi dari batas yang sudah Anda tetapkan sendiri.

2. Jangan mudah tertarik melihat suatu barang hanya karena barang itu bagus.
Jangan khawatir, tidak hanya Anda yang suka lapar mata. Terkadang saya sendiri juga sering lapar mata, dan ini manusiawi. Bedanya, ada orang yang bisa mengendalikan lapar mata itu, dan ada yang tidak. Ada banyak barang bagus di toko, tapi ketahuilah, kalau Anda tidak bisa mengendalikan lapar mata Anda, Anda akan terus menerus membeli, padahal uang Anda mungkin terbatas. Tidak ada seorang pun yang bisa mengatasi lapar mata Anda, tapi Anda sendiri. Percuma Anda memiliki anggaran kalau Anda masih juga sering lapar mata. Jadi, kendalikan lapar mata Anda.

3. Jangan mudah tertarik melihat suatu barang hanya karena barang itu didiskon.
Tidak peduli berapapun diskonnya, kalau Anda memang tidak membutuhkan barang tersebut, kenapa Anda harus membeli? Suatu transaksi jual beli barang seharusnya terjadi karena adanya kebutuhan, bukan karena adanya diskon, entah berapapun besarnya diskon tersebut. Baju yang biasa berharga Rp 100 ribu bukan berarti harus dibeli hanya karena harganya didiskon atau tidak. Ingatlah bahwa diskon dibuat agar Anda membeli. Betul enggak?
Sekali lagi, semua itu kembali kepada diri Anda. Anda sendirilah yang bisa mencegah sifat boros Anda. Saya tidak bisa mengubah Anda. Hanya Andalah yang bisa mengubah diri Anda. Tetapkan tekad terlebih dulu untuk mengubah sifat boros Anda, karena percuma Anda mencoba menekan sifat boros Anda kalau Anda tidak menetapkan tekad terlebih dahulu dalam hati Anda.

Oleh: Safir Senduk/Dok. NOVA

Tanggal Muda Sudah “Koma”

“Penyakit“ karyawan biasanya seputar gaji. Baru gajian seminggu atau dua minggu, sudah menipis akibat salah kelola.

“Sebetulnya, baik untuk yang lajang maupun yang sudah menikah, cara pengelolaan keuangan akan sama saja,” jelas Prita Hapsari Ghozie, MCom., CFP , Chief Financial Planner dari ZAP Finance . “Kita harus punya anggaran bulanan, yang dibuat berdasarkan kebutuhan dan gaya hidup kita, dan juga target investasi per bulan yang dibuat berdasarkan rencana finansial kita.”

Selain itu, dalam ilmu perencanaan keuangan, memperoleh solusi permasalahan keuangan harus dimulai dengan financial check up .

Artinya Anda perlu tahu sebenarnya berapa persentase penggunaan penghasilan bulanan untuk masing-masing pos pengeluaran rumah tangga. “Contohnya, bila angsuran bank sejumlah Rp 1,5 juta/bulan memakan 40 persen dari penghasilan bulanan atau bahkan lebih, maka keuangan keluarga dapat dikategorikan ‘kurang sehat,’” lanjutnya.

Dibagi Per Pos

Nah, selama ini, bagaimana Anda mengatur alokasi pos pengeluaran? Tugas pertama Anda adalah mencatat paling tidak tiga bulan ke belakang untuk apa saja penghasilan yang diperoleh setiap bulan itu terpakai. Gunanya, agar Anda bisa mengetahui kemampuan dan juga mengetahui pos-pos mana yang bocor.

Secara umum, pengeluaran rumah tangga dapat dikategorikan menjadi pos pengeluaran hidup rutin, pos pengeluaran tabungan dan investasi, pos cicilan utang, dan pos pengeluaran gaya hidup. Karyawan baru pada umumnya banyak punya kemauan tetapi sadar kemampuan finansial ada batasnya, maka jalan satu-satunya adalah membuat anggaran atau rencana pengeluaran. “Jadi, harus ditentukan, berapa uang yang dikeluarkan untuk masing-masing pos,” ucap Prita.

Jangan Dilanggar

Bagaimana jika pos sehari-hari selalu besar pasak daripada tiang?

Tentu tidak boleh mengambil dari pos lain, tabungan misalnya. Tujuan membuat anggaran itu adalah supaya pengeluaran terarah dan sesuai dengan rencana finansial kita. Kunci anggaran yang sukses adalah realistis dan disiplin. Salah satu caranya adalah membuat rekening-rekening terpisah untuk urusan belanja bulanan, bayar tagihan utilitas, rekening investasi, dan rekening khusus seperti “My shopping account ” atau “Spa for me ”.

Debit Otomatis

Karyawan juga harus punya instruksi debit otomatis ke masing-masing rekening. Namun, bisa juga, setiap tanggal gajian langsung sebarkan dananya menurut anggaran ke rekening-rekening tersebut. Jika tidak terbiasa dengan transaksi elektronik, gunakan metode amplop. Isilah amplop sesuai dengan anggaran bulan itu. Kalau sudah mulai tipis, padahal belum akhir bulan, ya terpaksa harus berhemat.

Karyawan baru yang belum punya tanggungan, harusnya juga bisa menyisihkan minimal 20 persen dari gaji bulanan untuk investasi. Investasi yang disarankan tentu saja yang memberikan potensi keuntungan terbesar seperti reksadana saham atau saham, karena tujuannya untuk jangka panjang.

Buat Prioritas

Bagaimana bila ternyata pemasukan tidak sebesar rencana pengeluaran? Prita manawarkan langkah membuat prioritas dengan menggunakan metode ZAPFIN . Konsep ini merupakan cara yang sangat mudah untuk membuat prioritas dalam anggaran. Setiap pendapatan yang diterima, sebaiknya digunakan dengan pembagian berikut:
1 Zakat : Memberikan kembali kepada komunitas.
2 Assurance : Melindungi keluarga untuk hal tak terduga.
3 Present consumption : Menyisihkan dana untuk kebutuhan hidup bulan ini.
4 Future spending : Menabung untuk rencana-rencana “cantik” Anda di beberapa tahun mendatang.
5 Investment : Berinvestasi untuk masa depan pensiun yang cantik, gaya, dan tetap kaya.

“Jadi, berapa pun uang yang Anda peroleh dari hasil kerja, kelima elemen di atas jangan ditinggalkan,” jelas Prita. Komposisi ideal dari alokasi penghasilan sangat tergantung dari bagaimana Anda memandang hidup yang indah dan sejahtera. Namun, sebagai patokan umum, Anda bisa mengalokasikan:

• 2,5 persen untuk zakat.
• Minimal 5 persen untuk membangun dana darurat dan 5 persen untuk membayar premi asuransi.
• Alokasi untuk konsumsi bulan ini (termasuk pengeluaran gaya hidup) sebaiknya tidak lebih dari 60 persen.
• Paling tidak 15 persen dari penghasilan dapat ditujukan untuk tabungan dan investasi.
• Bila masih punya cicilan utang, porsinya jangan lebih dari 30 persen. Jika ada, maka yang dikorbankan adalah biaya hidup bulanan.

Perlukah Kartu Kredit?

Kartu kredit sering dipilih sebagai jalan pintas "memperoleh tambahan penghasilan.” Ini tidak mengherankan, pasalnya gaji karyawan baru hanya berkisar Rp 2 juta hingga Rp 5 juta, sementara limit kartu kredit bisa mencapai Rp 10 juta. Akhirnya, yang terjadi adalah repot dengan tagihan kartu kredit.

Menurut Prita, yang paling mudah tentu saja tidak punya kartu kredit. Kalaupun terpaksa, cukup punya satu dengan tujuan untuk kebutuhan darurat. Terpaksa menggunakan kartu kredit? Pakai saja, asal harus membayar lunas tagihan saat jatuh tempo dan limit kartu kredit tidak lebih dari gaji bulanan.

Hasto Prianggoro

6 Langkah Menuju Dana Pensiun

Tahukah Anda? Usia produktif justru usia terbaik untuk menyiapkan dana pensiun.

Barangkali, mereka yang berusia 20 sampai 30 tahun tidak pernah memikirkan untuk mempersiapkan masa pensiun mereka dengan baik. Mereka beranggapan, pensiun adalah urusan orang-orang usia 45-60 tahun. Apalagi, jika mereka adalah pegawai negeri sipil, yang notabene mendapat pensiun dari negara.

Padahal, usia 20-30 tahun merupakan saat paling tepat mempersiapkan masa pensiun karena berada pada masa keemasan dalam karier, tanggungan hidup masih sedikit, badan masih sehat, sehingga bisa menabung sedikit demi sedikit untuk mempersiapkan ”House of Wealth”. Berikut strategi dan langkah-langkah menyiapkan dana pensiun, seperti disampaikan Fauziah Arsiyanti, SE, MM, ChFC., Independent Financial Planner dari First Principal Financial PTE.LTD Singapore .

1 Tetapkan Tujuan dan Impian

Persiapan paling pertama menghadapi masa pensiun adalah ”knowing yourself .” Apa impian Anda, apakah membangun bisnis sendiri, dan sebagainya? Bayangkan impian itu baik-baik, sehingga jelas tergambar dalam benak Anda. Yakini bahwa ”it will come true .” Impian yang diyakini dengan benar-benar akan memotivasi kita untuk mencapainya.

2 Kenali Karakteristik Diri

Langkah berikutnya adalah mengenali karakteristik diri sendiri. Ada beberapa kategori dasar investor, yaitu konservatif, moderat, dan agresif.

Tipe konservatif adalah investor yang tidak ingin kehilangan uang pokoknya sama sekali. Untuk itu, ia bersedia “berkorban” untuk mendapatkan
return
(hasil) yang kecil sekali asal dananya aman. Jenis investasi yang cocok untuk investor konservatif juga sangat terbatas, misalnya, tabungan dan deposito.
Tipe moderat bersedia mengambil sedikit risiko asal mendapatkan
return
yang lumayan pada jangka waktu menengah. Jenis investasi yang ditawarkan bisa lebih beragam. Selain tabungan dan deposito, alternatif lain seperti emas, tanah dan properti serta reksadana pasar uang serta reksadana pendapatan tetap bisa dijadikan pilihan.
Tipe agresif yaitu investor yang berani mengambil risiko. Dalam arti bersedia kehilangan sejumlah pokok modal asal mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu yang relatif panjang. Pilihan investasinya sangat bervariasi. Selain jenis-jenis instrumen keuangan di atas, bisa ditambah reksadana campuran serta saham dan produk-produk keuangan lainnya.

Intinya, low risk low return , high risk high return . Bila Anda hanya bersedia mengambil sedikit risiko, maka hasil yang didapat juga sedikit. Namun, bila mengambil risiko lebih banyak, hasil yang didapat juga tentunya akan lebih banyak.

3 Perluas Pengetahuan

Ada banyak sekali instrumen keuangan yang bisa dijadikan kendaraan untuk mencapai tujuan keuangan, termasuk menikmati masa pensiun dengan aman dan sejahtera. Namun, sama sekali tidak dianjurkan mengambil risiko tanpa tahu konsekuensinya, bahkan bila Anda investor tipe agresif sekalipun.

Artinya, bila Anda ingin mengambil investasi, Anda wajib tahu persis seluk beluknya, risiko dan faktor yang memengaruhinya. Tujuannya, agar Anda bisa mengatur dan meminimalkan risiko tapi tetap mendapatkan return maksimal.

Jadi, banyak-banyaklah bertanya, membaca, atau menggunakan jasa konsultan keuangan independen. Mereka akan memberikan analisa obyektif dan berdiri untuk kepentingan Anda dalam memberikan advis masalah keuangan.

4 Disiplin & Awas Terhadap Berbagai Perubahan

Segala sesuatu yang dikerjakan dengan disiplin pasti akan membuahkan hasil memuaskan. Begitu juga berinvestasi secara rutin untuk menyiapkan dana pensiun. Bila tidak disiplin, meski rinci, hasilnya tidak akan maksimal.

Anda juga harus senantiasa mereview kembali perencanaan pensiun Anda secara berkala, karena hidup seseorang tidaklah stagnan. Akan ada banyak perubahan, baik perubahan penghasilan atau perubahan pengeluaran. Contohnya, kelahiran anak atau perubahan tujuan keuangan. Konsultasikan perubahan-perubahan tersebut kepada perencana keuangan Anda.

5 Membangun Networking

Jejaring yang kuat merupakan salah satu faktor suksesnya sebuah usaha atau pekerjaan. Masa pensiun bisa menjadi momok bagi yang belum siap. Namun, bagi mereka yang berhasil membangun jejaring yang solid semasa bekerja, hidup tetap menggairahkan bahkan menguntungkan secara finansial.

6 Memahami Inflasi

Inflasi adalah proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar. Penyebabnya bisa karena konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, dan ketidaklancaran distribusi barang.

Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinyu. Sebagai ilustrasi, tahun 2010, dengan uang Rp 50 ribu kita bisa membeli 1 ekor ayam kampung. Tapi, di tahun 2011, seekor ayam kampung yang sama tidak bisa lagi dibeli dengan harga Rp 50 ribu, tetapi naik menjadi Rp 55 ribu. Inflasi sangat memengaruhi persiapan tabungan untuk dana pensiun. Oleh karena itu, sangat penting mencari instrumen keuangan menabung yang mempunyai return melebihi inflasi. Misalkan, reksadana, properti, atau emas.

Pilah-pilih Produk

Setelah mengetahui prinsip dan strategi perencanaan pensiun, saatnya Anda mengetahui produk-produk persiapan pensiun yang berada di pasaran selain menabung.

1 Produk Annuity

Produk annuity adalah suatu produk keuangan yang pada masa jatuh temponya atau pada saat Anda berencana pensiun memberikan uang sebesar 100 persen uang pertanggungan. Kemudian dari mulai pensiun sampai umur tertentu (biasanya 70 tahun) memberikan sejumlah uang setiap tahun, ditambah pada umur tertentu (umur 70 tahun) diberikan lagi sebesar 100 persen uang pertanggungan.

Besarnya uang pertanggungan akan berbeda tergantung kebijaksanaan masing-masing lembaga keuangan. Jadi, skemanya sama persis seperti uang pensiun. Bedanya, kita bisa mengatur sendiri berapa jumlah uang yang akan kita terima setiap tahun.

2 Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)

DPLK adalah suatu program pensiun yang diselenggarakan pemerintah. Beberapa lembaga keuangan swasta juga menjual produk ini, tapi perhitungan anuitas tetap ditentukan oleh pemerintah. Keuntungan program pensiun ini adalah masa pensiun bisa dipercepat sampai umur 45 tahun. Ketika kita memasuki masa pensiun, sebesar 20 persen dari uang pensiun akan dibayarkan, setelah itu sisanya sebesar 80 persen akan dibayarkan secara anuitas. Seandainya penerima pensiun meninggal, dapat dilanjutkan diterima oleh istri atau suami atau anaknya.

3 Program Pensiun Lump Sum

Cara kerja program pensiun ini hampir sama dengan DPLK, akan tetapi ketika memasuki masa pensiun, uang diterima dalam jumlah lump sum atau 100 persen dari nilai pertanggungan. Biasanya, untuk program ini, perusahaan atau kantorlah yang membeli preminya, dan pegawai mendapatkan manfaatnya. Biasanya, beberapa lembaga keuangan memberikan kebebasan bagi perusahaan untuk memilih jenis investasi, bisa di pasar uang, obligasi, campuran, saham, bahkan syariah. Jadi, benar-benar bisa disesuaikan dengan karakteristik, kemampuan, dan tujuan keuangan perusahaan.

4 Dana Pensiun Sendiri dengan Reksadana

Anda juga bisa menggunakan skema menabung sendiri dengan Reksadana. Skema ini sangat fleksibel, karena disesuaikan dengan kondisi keuangan. Apabila di suatu bulan, Anda belum bisa menabung, maka menabung untuk pensiun ini untuk sementara bisa “diliburkan” sampai kondisi keuangan kembali memungkinkan.

Ilustrasi Kasus

Rahma (30) mempunyai gaji bulanan sebesar Rp 10 juta. Setelah dikurangi biaya bulanan sebesar Rp 6 juta, tersisa Rp 4 juta. Rp 2 juta digunakan untuk menabung masa depan anak-anaknya setiap bulan. Berarti, setiap bulan, Rahma bisa menyisihkan uang sebesar Rp 2 juta untuk tabungan persiapan pensiun.

Setelah berkonsultasi dengan Perencana Keuangan, Rahma menginvestasikan (menabung) uangnya sebesar Rp 2 juta per bulan ke dalam Reksadana saham. Karena Rahma berencana pensiun di usia 55 tahun, maka ia berencana menabung setiap bulannya selama 15 tahun. Diasumsikan, return reksadana tetap, dan diasumsikan Rahma selalu menabung setiap bulan, maka pada usia 55 tahun, Rahma mempunyai dana pensiun sebesar kurang lebih Rp 2,3 milyar.

Manfaat memilih dana pensiun sendiri dengan reksadana ini adalah, apabila di suatu masa, Rahma tidak bisa menabung untuk pensiun, maka hal ini tidak menjadi masalah. Menabungnya bisa libur dulu sementara, sampai kondisi ke­uangan­nya kembali memungkinkan.

Hasto Prianggoro

9 Tips Sukses Menabung

Bagi sebagian orang, bahkan bagi yang berpenghasilan tinggi sekalipun, menabung bisa jadi tergolong gampang-gampang susah dilakukan. Sebab, berhasil atau tidaknya menabung bukan tergantung dari besarnya penghasilan, melainkan dari kedisiplinan yang selalu terjaga. Bila Anda termasuk sulit menabung, tips berikut ini bisa Anda coba.

1. Tentukan terlebih dulu tujuan menabung, agar Anda memiliki target tertentu yang harus dicapai. Dengan demikian, Anda akan lebih bersemangat menabung.

2. Alokasikan dana yang akan ditabung segera setelah gajian, bukan di akhir bulan, untuk mencegah uang habis sebelum sempat disisihkan.

3. Pisahkan rekening untuk menabung dan rekening pemasukan Anda. Dengan demikian, keuangan lebih mudah dikontrol setiap bulan.

4. Berapa pun penghasilan Anda, biasakan untuk menabung, sehingga Anda akan terbiasa melakukannya. Penghasilan yang kecil bukan alasan Anda tak bisa menabung.

5. Biasakan melakukan pengeluaran dengan jumlah lebih sedikit daripada penghasilan Anda, agar tidak tekor di akhir bulan.

6. Buatlah daftar anggaran selama satu bulan baik yang rutin maupun tidak, sehingga tidak ada uang yang habis tanpa juntrungan.

7. Jangan lapar mata. Bila Anda memang gampang terpancing untuk berbelanja, jauhi hal-hal atau tempat yang bisa membuat Anda menghabiskan uang di luar rencana anggaran, misalnya mal.

8. Bila penghasilan Anda bertambah, naikkan pula dana yang akan ditabung.

9. Tak ada kata terlambat untuk menabung. Mulailah menabung sedini mungkin, sehingga hasil yang didapat juga lebih maksimal.

Hasuna

Jumat, 05 Agustus 2011

10 Cara Sederhana Meningkatkan Karir


Pekerjaan adalah satu obsesi bagi semua orang dan intinya kita bisa melakukan setting agar sempurna di kelak kemudian hari. Lantas bagaimana cara dan kita untuk merealisasikannya? Saya yakin tiap diri memiliki tips tersendiri namun 10 tips sederhana berikut sepatutnya anda baca demi masukan dan langkah ke depan yang lebih baik. Berikut ini lebih lengkapnya…

1. Nasib saya tergantung dari diri saya.

Bila Anda menghabiskan waktu hanya untuk menunggu datangnya mukjizat, maka Anda akan menunggu lama sekali, malah barangkali sia-sia. Seseorang yang sukses selalu melakukan sesuatu, secara baik dan tepat, untuk mewujudkan keinginannya. Anda sebaiknya bergerak dan melakukan sesuatu, cari cara yang baik dan tepat, jangan hanya menunggu. Anda pasti akan berhasil dan berhak untuk mewujudkan impian.

2. Segala sesuatu mungkin saja terjadi.

Anda berpikir tidak mungkin menjadi wakil direktur. Jika demikian, maka Anda memang tidak akan pernah menduduki posisi tersebut. Ingat, jika Anda berpikir tidak bisa, maka Anda tidak akan pernah bisa. Tetapi bila berpikir Anda bisa, maka Anda pasti bisa.

3. Pekerjaan apa pun harus dilakukan dengan baik.

Anda tidak pernah tahu saat Anda diperhatikan atau dinilai. Bila Anda terbiasa melakukan pekerjaan dengan baik dan benar, maka Anda tidak mendapatkan kesulitan untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar. Jangan lupa, apa pun yang Anda lakukan, pasti diperhatikan oleh atasan.

4. Menganggap penting setiap orang.

Bila Anda ingin bersikap agresif, Anda pun perlu bersikap baik dengan rekan sekerja serta orang-orang yang berada di sekeliling. Anda keliru kalau menganggap tidak perlu menjalin hubungan baik dengan sekretaris atasan. Bersikaplah sopan dan ramah terhadap orang-orang di sekeliling Anda. Soalnya, kita tidak pernah tahu, sikap baik itu mungkin memegang peranan penting bagi masa depan Anda.

5. Tidak terpaku pada latar belakang pendidikan.

Bila selalu merasa bahwa pekerjaan yang Anda lakukan tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan, maka Anda akan menghasilkan pretasi yang buruk. Mungkin pekerjaan yang Anda lakukan tidak terlalu cocok bagi Anda, tetapi seorang profesional yang sukses melakukan tugas yang dibebankan kepadanya dengan sebaik-baiknya tanpa peduli di mana mereka berada.

6. Memiliki jejaring yang kuat.

Pegawai yang sukses memahami dengan baik pentingnya suatu jaringan, baik di dalam maupun di luar kantor. Anda perlu bersikap proaktif untuk mengembangkan hubungan profesional. Ajak dan undang rekan sekerja untuk makan siang di luar. Sesekali, pergilah ke kafe sehabis jam kerja. Bergabunglah dengan yayasan profesional. Kembangkan jaringan profesional demi masa depan Anda.

7. Tidak terpaku pada jam kerja.

Karena Anda bertanggung jawab atas nasib Anda, maka sudah menjadi kewajiban untuk terus mencari jalan dalam memperbaiki profesionalisme Anda. Bersikap sukarela dalam melakukan pekerjaan tambahan, berminat belajar sesuatu yang baru, serta bersedia pulang terlambat untuk membantu sesama rekan sekerja. Pekerja yang sukses tidak hanya bekerja terpaku pada jam kerja, tetapi juga bersedia melakukan lebih agar dirinya terlihat.

8. Kegagalan merupakan kunci sukses

Setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan dari waktu ke waktu. Perbedaan antara orang yang sukses dan orang yang gagal adalah bagaimana mereka menghadapi kegagalan yang dialami. Pegawai yang sukses selalu belajar dari kesalahan yang mereka lakukan dan tetap maju.
9. Perlihatkan kemampuan.

Apakah Anda menunggu sampai seseorang melihat bakat dan kemampuan Anda? Mungkin sudah saatnya memperlihatkan kemampuan Anda. Katakan keberhasilan Anda dan apa yang telah Anda lakukan bagi perusahaan. Profesional yang sukses mengerti cara memperlihatkan keberhasilan mereka tanpa terkesan sombong.

10.Tidak pernah berhenti mencari peluang.

Tentu saja ada saat di mana Anda puas dengan pekerjaan yang sedang Anda geluti. Tetapi jangan lupa, profesional yang sukses selalu mencari kesempatan untuk maju dan berkembang. Pasang mata, buka telinga, dan buka wawasan untuk tantangan dan kesempatan baru. Anda tidak pernah tahu, kapan akan mendapatkan sesuatu yang dapat mengubah karier Anda menjadi lebih cemerlang.

CARA MENABUNG YANG BIJAK


Pada umumnya, orang bekerja/usaha bertujuan untuk mendapatkan penghasilan/uang, dimana uang tersebut akan digunakan untuk memenuhi Kebutuhan Dasar (Makanan, Pakaian dan Rumah). Kemudian sisanya akan ditabung.

Tujuan menabung sendiri adalah untuk:

Dana Pendidikan Anak (buah hatinya), bagi yg telah berkeluarga

Dana Masa Depan (haji atau pensiun yang lebih baik)

Dana Darurat

Dapat dikatakan bahwa ketiganya merupakan IMPIAN dari kebanyakan orang.
Untuk mencapai impian tersebut, orang harus menabung selama 10 ~ 20 tahun…
bahkan sampai seumur hidup.
Lalu, dimana biasanya orang menabung…?

Contoh 1:

Bapak “X” yg merupakan karyawan di salah satu perusahaan di Jakarta. Beliau berusia 35 tahun dan telah berkeluarga serta memiliki dua orang anak.

Beliau menabung disebuah Bank.

Bulan 1 menabung sebesar Rp. 2 Juta

Bulan 2 menabung sebesar Rp. 2 Juta

Bulan 3 menabung sebesar Rp. 2 Juta

Bulan 4 , Bapak “X” terkena PENYAKIT KRITIS dan membutuhkan biaya Rp.200 Jt.

Apa yg terjadi…?
Apakah Bank akan memberikan dana tersebut…?
Bapak “X” hanya mendapatkan Rp. 6 juta dari tabungannya + Bagi hasil.
Sungguh sebuah MASALAH BESAR.

Contoh 2:

Bapak “Y” yg merupakan karyawan di salah satu perusahaan di Jakarta. Beliau berusia 35 tahun dan telah berkeluarga serta memiliki dua orang anak.

Beliau menabung disebuah Bank + Asuransi.

Bulan 1 menabung sebesar Rp. 2 Juta

Bulan 2 menabung sebesar Rp. 2 Juta

Bulan 3 menabung sebesar Rp. 2 Juta

Bulan 4 , Bapak “Y” terkena PENYAKIT KRITIS dan membutuhkan biaya Rp.200 Jt.

Apa yg terjadi….?
Apakah Bank akan memberikan dana tersebut?
Karena Bapak “Y” menabung pada bank yang menyertakan asuransi maka ada kemungkinan dana sebesar Rp.200 juta tersebut akan ditanggung oleh asuransinya

Apakah masalah bapak “Y” sudah selesai..??? BELUM.. tentu!

Karena penyakitnya tersebut beliau tidak dapat bekerja dengan maksimal. Lalu, bagaimana dengan biaya hidup keluarganya sehari-hari…?
Bagaimana dengan premi yang harus dibayarnya…?
Bagaimana dengan rencana tabungannya….?
Adakah yang akan mengisi dan melanjutkan tabungannya…?
BAGAIMANA dengan Impian²nya…..?
BAGAIMANA dgn Dana Pendidikan kedua anaknya…..?
BAGAIMANA dgn Kelangsungan hidup keluarganya….?

Adakah semua itu dapat dipenuhinya?

Ini Sungguh sebuah MASALAH BESAR


Contoh 3

Bapak “Bijak” yg merupakan karyawan di salah satu perusahaan di Jakarta. Beliau berusia 35 tahun dan telah berkeluarga serta memiliki dua orang anak.

Beliau menabung disebuah “Tabungan Khusus”. Tabungan yang terdiri dari Proteksi & Investasi.

Bulan 1 menabung sebesar Rp. 2 Juta

Bulan 2 menabung sebesar Rp. 2 Juta

Bulan 3 menabung sebesar Rp. 2 Juta

Bulan 4 , Bapak “Bijak” terkena PENYAKIT KRITIS dan membutuhkan biaya Rp.200 Jt.

Apa yang terjadi…?

“Tabungan Khusus” akan membayarkan biaya Rp. 200 juta.


Bagaimana dengan Tabungannya?

“Tabungan Khusus” akan menabungkan untuk Bapak “Bijak” sebesar Rp. 2 Juta setiap bulannya hingga Bapak “Bijak” berusia 55 tahun.
Dengan demikian segala IMPIAN bapak bijak akan terwujud walaupun dia terkena sakit kritis...!

Bagaimana mungkin…???
Bagaimana hal ini dapat terjadi….???

Itu SUNGGUH Terjadi di “Tabungan Khusus”.

Tips Melakukan Perencanaan Keuangan Keluarga

Melakukan perencanaan keuangan adalah hal PENTING yang selalu ditunda pelaksanaannya:-) Dalam pelaksanaannyapun, rencana keuangan yang telah disusun sangaaat berat untuk dilaksanakan. Kenapa? Semuanya adalah masalah DISIPLIN!!! Tahan godaan untuk tidak melirik tulisan SALE sepatu designer atau tas dengan merk kenamaan.

Bagaimanapun juga, merencanakan keuangan adalah hal yang HARUS dilakukan, karena suatu hari kita pasti pensiun suatu hari, atau tetap keuangan keluarga tetap stabil jika ada kecelakaan, atau kehilangan pekerjaan tetap. Perencanaan keuangan yang baik akan membantu Anda tetap bahagia dan cukup istirahat saat tua nanti:-)

Beberapa tips berikut akan membantu Anda mulai merencanakan keuangan keluarga. Menjadikan rencana keuangan keluarga sebagai bagian dari rutinitas bukanlah hal yang terlalu sulit. Tapi mulai melakukan perencanaan adalah hal tersulit. Tips di bawah ini akan memotivasi Anda merencanakan keuangan keluarga.

Tips #1 Bayar Tagihan/Cicilan
Tantangan utama rencana keuangan keluarga adalah cicilan, terutama cicilan kartu kredit. Tagihan-tagihan kartu kredit awalnya sedikit, namun menjadi besar hanya karena Anda lupa membayar tagihannya. Perencanaan keuangan artinya Anda membuat rencana dan membayar tagihan adalah gol pertama Anda.

Tips #2 Lakukan Investasi
Tips lain adalah segera lakukan investasi. Perencanaan keuangan keluarga berarti Anda menyisihkan sebagian penghasilan Anda. Investasikan uang Anda di saham, reksadana, properti, deposito, atau gabungan di antaranya. Menginvestasikan sebagian penghasilan Anda pada tempat yang tepat akan mengembangkan uang Anda.

Tips #3 Jangan Besar Pasak daripada Tiang
Pengeluaran Anda TIDAK BOLEH lebih besar daripada penghasilan. Ini adalah hal yang paling sulit dimengerti, bahkan kadang orang menutup mata akan hal ini. Yang harus diingat rencana keuangan yang telah Anda susun jangan kalah dengan napsu konsumerisme. Ingat, mengatur pengeluaran agar lebih kecil dari pendapatan adalah bagian dari perencanaan keuangan keluarga.

Tips #4 Budget
Selalu tuliskan budget Anda. Membuat budget adalah bagian terpenting dari perencanaan keuangan keluarga. Dengan menulis dan melaksanakan budget yang telah disusun akan membuat menabung menjadi tidak terlalu sulit.

Selamat menyusun rencana keuangan Anda!

Rabu, 03 Agustus 2011

Trik Sukses

Anda disebut hebat
jika Anda mencapai keberhasilan
dengan menggunakan
seadanya kemampuan dan sarana
yang ada pada diri Anda sendiri.

Janganlah menunggu
berpenampilan menawan,
berkemampuan tinggi,
bermodal besar,
atau berkoneksi luas,
sebelum Anda mulai bekerja
menjadikan diri Anda
pribadi yang pantas
bagi awal-awal dari impian Anda.

Hebatkanlah diri dan kehidupan Anda
dengan apa pun diri Anda hari ini.

Mario Teguh

Benar Ternyata, Menulis itu butuh Konsistensi

Bagi sebagian orang mungkin menulis bukan hal yang penting. Bahkan boleh jadi, bukan sesuatu yang harus jadi prioritas. Bagi Aku, menulis it...