Rabu, 30 Maret 2011

Kiat agar Tak Tergantikan

Satu-satunya cara untuk menjadikan diri anda tak tergantikan adalah menjadikan diri anda dapat digantikan.

Selasa, 29 Maret 2011

Tutang Menangi Pilkades Nagsel


Tutang Setiawan Calon Nomor 2



NAGRAK-Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Nagrak Selatan (Nagsel) Kecamatan Nagrak berjalan mulus, pada Minggu (27/3) lalu. Persaiangan dua calon kades Tutang Setiawan dan Abdullah, akhirnya dimenangkan Tutang dengan raihan suara cukup telak, 2.156 suara. Sementara Abdullah yang juga berstatus Pejabat Sementara (Pjs) Kades Nagsel hanya meraup 1.001 suara.
Dari 4.600 daftar pemilih tetap, hanya 3.213 yang menggunakan hak pilihnya. Sementara 56 di antaranya tidak sah. Tutang yang dalam Pilkades ini tercatat sebagai calon nomor urut dua dipilih mayoritas warga (di atas 50 persen) berhak menjadi Kades Nagsel periode 2011-2017.
Ketua Panitia Pilkades, Ropidin mengatakan, pemilihan ini dilaksanakan mendadak, sebab kades sebelumnya meninggal dunia. Jabatan dilanjutkan oleh Abdullah, sebagai Pjs Kades Nagsel. Kesepakatan bersama masyarakat, supaya pemerintahan tidak vakum, maka masyarakat meminta diadakan pilkades secepatnya.
"Segala proses mengacu pada Perdes, Panitia Pilkades, Panwaslu dan BPD dipantau masyarakat. Tujuanya, Pilkades berjalan tanpa ada polemik di masyarakat. Demikian pula dengan tim sukses dari dua calon, diminta kesepakatan supaya tidak melakukan hal yang menggangu pelaksanaan Pilkades," kata Ropidin.
Sementara itu, Abdullah, calon nomor 1 mengatakan, kendati dirinya kalah, namun tidak berkecil hati. Dirinya mencalonkan dengan rasa tanggungjawab melaksanakan pembangunan. "Hasil Pilkades ini merupakan satu bukti demokrasi di desa ini berjalan baik. Bagi saya kalah atau menang bukan yang utama. Kalau ingin membangun saya bersedia tanpa harus memangku jabatan," ungkapnya.
Sementara kades terpilih, Tutang Setiawan mengatakan hasil Pilkades yang memenangkan dirinya adalah sebuah amanah yang harus diemban dengan penuh tanggung jawab. Segala visi dan misinya akan dilaksanakan. Sebagai tugas awal pemerintahan demi kemajuan Nagrak Selatan, Ia mempunyai program-program yang sudah dirangkumnya. "Untuk program pertama pembangunan fisik, mendukung perkembangan ekonomi, kesehatan dan pendidikan," tukasnya.(dri)

Sumber Berita: Klik di sini.

Senin, 28 Maret 2011

FITRA Sukabumi Audit Anggaran Kesehatan


SAMBUTAN: Wakil Bupati Sukabumi, Akhmad Jajuli menyampaikan sambutannya saat membuka program audit anggaran kesehatan di Hotel Augusta,
Senin, 17 Januari 2011. foto:isep/radar sukabumi.


CICANTAYAN--Program Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Sukabumi melalui audit anggaran kesehatan adalah relevan dengan program Pemerintah Kabupaten Sukabumi dalam bidang kesehatan. Demikian Wakil Bupati Sukabumi, Akhmad Jajuli dalam Launching Program Sosial Audit Anggaran Kesehatan Kabupaten Sukabumi di Hotel Augusta.

Hal senada juga ditegaskan Direktur FITRA, Mulyawan S Nugraha mengatakan dalam Undang Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, menyatakan bahwa setiap orang memiliki hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya dibidang kesehatan, hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau, hak secara mandiri dan bertanggungjawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya, hak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat kesehatan yang optimal. "Kesadaran bahwa kesehatan merupakan hak asasi setiap orang maka tuntutan untuk mendapatkan pelayanan yang bermutu dan optimal menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan," tegasnya.

Manajer Pengembangan Program FITRA Sukabumi, Ajat Zatnika mengatakan, dengan menggunakan proses monitoring kinerja pemerintah secara partisipatif dalam menyusun, melaksanakan dan mempertanggungjawabkan program-program pembangunan, sehingga dapat dipastikan bahwa program-program yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah khususnya yang menyangkut kebutuhan hak dasar masyarakat dibidang kesehatan dapat berjalan dengan baik, saling menguatkan, dan dapat dirasakan manfaatnya oleh rakyat, terutama pada kelompok-kelompok yang paling membutuhkan. "Inti utama dari program ini adalah untuk mendorong perluasan dan pelembagaan inisiatif masyarakat dalam evaluasi kinerja kebijakan dan anggaran pemerintah yang mengarah pada pemenuhan hak dasar kesehatan. Dengan langkah yang kami lakukan melalui pelaksanaan pelatihan bagi 20 orang warga yang terdiri dari kader posyandu, remaja, sehingga mampu menggunakan media photo untuk menjelaskan informasi penting akses warga pada layanan kesehatan yang ada di balik foto tersebut," pungkasnya.(ali)

Sumber Berita; Klik di sini.

Rabu, 23 Maret 2011

Diskusi Publik GPI: Perlu Program dan Komitmen Jelas


SEMINAR :Moderator dan narasumber mengisi diskusi publik GPI di Qolbun Saliim, akhir pekan lalu (19/3). foto:jakasusila/radarsukabumi.



CIKOLE-- Organisasi kepemudaan di Kota Sukabumi masih belum terprogram secara jelas. Mereka masih lemah dalam komitmen berorganisasi. Padahal, pemuda Kota Sukabumi ke depan memiliki prospek untuk menentukan kemajuan daerahnya. Hal ini disampaikan oleh salah seorang narasumber, Mulyawan S. Nugraha saat mengisi diskusi publik Gerakan Pemuda Islam (GPI) Kota Sukabumi di Aula Qolbun Saliim Kota Sukabumi, akhir pekan lalu (19/3)."Kebanyakan dari pengurus OKP hanya disibukan oleh kegiatan ceremony saja. Untuk kegiatan sosial kemasyarakatan, mereka banyak berdiam diri, seolah kehabisan issue. Untuk itu, perlu adanya komitmen pengurus dalam mengelola organisasinya," paparnya. Hal senada disampaikan Ketua Bidang Pemuda GPI Pusat, Rahmat Tohir Asy'ari. "Pengurus dan anggota OKP harus memiliki kompetensi, baik yang berasal dari basic pendidikan atau pun keyakinan beragama," imbuhnya. Pada kesempatan tersebut Kepala Bagian Umum (Kabagum) Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Sukabumi, Muhamad Hasan As'ari pun mengutarakan gagasannya."Masyarakat sekarang ini menunggu kiprah para pemuda, terutama yang berasal dari anggota OKP," katanya.
Diskusi yang bertemakan Prospek Pemuda dalam Kepemimpinan Umat dan Bangsa ini dimoderatori oleh Ade Juanda. Dihadiri sekitar 50 peserta dan tamu undangan. Seusai diskusi publik, dilanjutkan dengan Musyawarah Daerah (Musda) GPI Kota Sukabumi untuk memilih Ketua dan Pengurus GPI Kota Sukabumi yang baru. (rp2)

Sumber berita: Klik di sini.

Minggu, 13 Maret 2011

Pelajar Tawuran Diskorsing Setahun

Jum'at, 11 Maret 2011 , 04:33:00

SUKABUMI--Tawuran pelajar di Kota Sukabumi terjadi sehari pasca penandatanganan ikrar anti tawuran, Rabu (9/3) lalu. Fakta ini menjadi perhatian serius stakeholder pendidikan di Kota Sukabumi. "Ini merupakan pelecehan bagi kita. Bagi pelaku tawuran itu harus ditindak tegas, seperti skorsing selama setahun. Bila mengulangi lagi lebih baik dikeluarkan saja dari Sukabumi," ujar Anggota Komisi III DPRD Kota Sukabumi, Rahmat Purnama.
Politisi asal PPP itu pun mengingatkan semua pihak segera mencari akar permasalahan terjadinya tawuran pelajar ini. "Insya Allah dalam waktu dekat, kami segera membahasnya di DPRD, soal tawuran pelajar ini. Kamu pun secepatnya menyusun Raperda Pendidikan," tambahnya.

Anggota Komisi III DPRD Kota Sukabumi lainnya, Mohamad Faisal Anwar Bagindo mengatakan perlu penegasan sanksi bagi pelaku tawuran khusus kenakalan remaja di Kota Sukabumi. " Untuk sanksi pidana, bisa dikenakan bagi mereka yang berusia diatas 13 tahun. Ini perlu ada sosialisasi dari para penegak hukum," tandasnya.

Sementara, praktisi pendidikan Kota Sukabumi, Mulyawan Safwandy Nugraha menegaskan penyelesaian masalah tawuran pelajar ini perlu adanya penanganan yang terintegrasi. "Setidaknya tiga hal yang perlu diterapkan yakni pemahaman pengetahuan, aplikasi nilai-nilai keagamaan serta wawasan serta kesadaran sejak dini tentang hukum," tukasnya. (rp2)

Berita selengkapnya dapat dilihat di: http://www.radarsukabumi.com/index.php?mib=berita.detail&id=66929. Atau Klik di sini.

Rabu, 09 Maret 2011

oportunis

Dalam pengalaman Kita, pasti pernah dijumpai ada tipe manusia yang oportunis. Yang penting kebutuhannya terpenuhi, dan tidak 'care' dengan idealisme yang pernah ia usung. Sebelumnya, saat tidak bermateri,tidak berkuasa,dan tidak berstatus, nilai idealisme menjadi bagian penting dalam 'wirid' 'dan tasbih' hidupnya.

Kini setelah bermateri, berkuasa dan berstatus, idealisme itu mulai berangsur hilang. Tak ada yang abadi, kecuali kepentingan yang abadi. Teman-temannya yang masih pegang nilai-nilai idealisme, ditinggalkan secara perlahan. Mungkin karena khawatir, merongrong apa yang sekarang ia punya. orang-orang yang dulu dimaki karena korup, dicerca karena asusila, kini menjadi kawan akrab.

Ah.... ada juga yang kayak gini.

Jumat, 04 Maret 2011

Bekerja adalah Ibadah

Dalam ajaran Islam, Bekerja adaah Ibadah. Tujuan Bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Maka setiap Muslim harusah bekerja dengan sungguh-sungguh, lebih rajin, lebih cermat, lebih efisien, mulai bekerja lebih awal, dan lebih mengutamakan mutu. Allah akan menguji untuk mengetahui siapa saja yang amalnya lebih baik (QS. 67:2).

3 Hal Penyebab Sulit Bersyukur

1. Sering memusatkan diri pada apa yang kita inginkan bukan pada yang kita miliki.
2. Selalu melihat orang lain yang diberikan nikmat lebih banyak.
3. Seringkali menganggap yang dimiliki merupakan hasil usaha sendiri.

Benar Ternyata, Menulis itu butuh Konsistensi

Bagi sebagian orang mungkin menulis bukan hal yang penting. Bahkan boleh jadi, bukan sesuatu yang harus jadi prioritas. Bagi Aku, menulis it...