Dalam pengalaman Kita, pasti pernah dijumpai ada tipe manusia yang oportunis. Yang penting kebutuhannya terpenuhi, dan tidak 'care' dengan idealisme yang pernah ia usung. Sebelumnya, saat tidak bermateri,tidak berkuasa,dan tidak berstatus, nilai idealisme menjadi bagian penting dalam 'wirid' 'dan tasbih' hidupnya.
Kini setelah bermateri, berkuasa dan berstatus, idealisme itu mulai berangsur hilang. Tak ada yang abadi, kecuali kepentingan yang abadi. Teman-temannya yang masih pegang nilai-nilai idealisme, ditinggalkan secara perlahan. Mungkin karena khawatir, merongrong apa yang sekarang ia punya. orang-orang yang dulu dimaki karena korup, dicerca karena asusila, kini menjadi kawan akrab.
Ah.... ada juga yang kayak gini.
Rabu, 09 Maret 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Benar Ternyata, Menulis itu butuh Konsistensi
Bagi sebagian orang mungkin menulis bukan hal yang penting. Bahkan boleh jadi, bukan sesuatu yang harus jadi prioritas. Bagi Aku, menulis it...
-
We all share the same destination We all work together as one In this place there’s only one vision And that’s to be the NUMBER ONE We all h...
-
Identitas Pribadi N a m a : Dr. H. Mulyawan Safwandy Nugraha, M.Ag., M.Pd. Tempat Tanggal Lahir : Sukabumi, ...
-
A. Pendahuluan Di antara sekian banyak agenda pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu agenda penting dan strategis yang menuntut...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar