Selasa, 11 Juni 2013

Kepemimpinan yang Melayani

Tulisan ini dibuat dengan berbagai alasan. Pertama, setiap kita adalah pemimpin. Kedua, ada kecenderungan manusia memiliki karakter/sifat untuk menguasai orang lain. Ketiga, ramainya perhelatan perebutan kekuasaan melalui jalur Pilkada/pilgub/pillegislatif/pilpres yang tidak jarang menimbulkan konflik dan kerusuhan. kepemimpinan yang melayani adalah hakikat dari kepemimpinan itu sendiri. menjadi pemimpin pada hakikatnya adalah menjadi hamba bagi yang dipimpinnya. ia adalah 'Abid/pelayan bagi tuannya. siapakah tuannya itu? yang pasti yang memilihnya menjadi pemimpin, atau yang mempercayakan kehidupannya diatur oleh seseorang yang mereka percaya. Berbeda dengan konsep di atas, nyatanya hari ini terlihat orang berkecenderungan tidak memaknai kepemimpinan sebagai suatu bentuk pelayanan. Tapi lebih bagaimana menjadi penguasa bagi yang memilihnya. akhirnya yang terjadi, pola kepemimpinan yang dibagun adalah pola kepemimpinan atas-bawah. Masyarakat hanya dijadikan jualan untuk program-programnya. yang terjadi adalah membangun pencitraan(image building). apa bedanya dengan pembantu di rumah tangga? posisinya sangat sentral. tidak ada pembantu, karena mudik saat lebaran, yang terjadi adalah kekacauan sistem operasional di rumah tangga. Jadilah pemimpin yang melayani. karena dia akan dipentingkan untuk hadir di tengah-tengah masyarakat. tidak perlu modal besar untuk menjadi pemimpin. bersiaplah menjadi pelayan bagi masyarakat, ikhlaslah dengan pelayanan itu...insya allah syurga menunggu pemimpin yang berkarakteristik melayani..

Tidak ada komentar:

Benar Ternyata, Menulis itu butuh Konsistensi

Bagi sebagian orang mungkin menulis bukan hal yang penting. Bahkan boleh jadi, bukan sesuatu yang harus jadi prioritas. Bagi Aku, menulis it...